Ntvnews.id, Taipei - Militer Taiwan melaporkan bahwa sebanyak 125 pesawat militer China terdeteksi berada di dekat pulau tersebut pada Senin, 14 Oktober 2024 menyusul latihan militer yang diluncurkan oleh Beijing. Pejabat pertahanan Taiwan menyebut angka tersebut sebagai rekor tertinggi dalam satu hari.
"125 pesawat adalah rekor tertinggi dalam satu hari yang kami amati sejauh ini," ungkap Letnan Jenderal Hsieh Jih-sheng, pejabat senior intelijen di Kementerian Pertahanan Taiwan, dalam sebuah konferensi pers, dikutip dari AFP, Selasa, 15 Oktober 2024.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan China mengumumkan dimulainya latihan militer di dekat Taiwan pada Senin, 14 Oktober 2024, yang disebut sebagai peringatan terhadap "aksi separatis oleh kekuatan pro-kemerdekaan Taiwan."
Baca Juga: Viral TKW Taiwan Melahirkan Sendiri di Kamar Tidur, Diduga Bohong Saat Medical Check Up
Latihan yang disebut Joint Sword-2024B ini bertujuan untuk "mengujicoba kemampuan operasi gabungan pasukan komando teater," sebagaimana dinyatakan oleh Kementerian Pertahanan China.
"Latihan ini juga merupakan peringatan keras terhadap tindakan separatis kekuatan pro-kemerdekaan Taiwan. Ini adalah operasi yang sah dan diperlukan untuk menjaga kedaulatan negara dan persatuan nasional," kata Kementerian tersebut, dikutip oleh DW.
Latihan ini diadakan di "wilayah utara, selatan, dan timur Pulau Taiwan," jelas Kapten Li Xi, juru bicara Komando Teater Timur militer China.
Baca Juga: Topan Gaemi Hantam Taiwan Utara Makan Korban: 2 Orang Tewas dan 266 Warga Terluka
Kapal perang dan pesawat tempur China mendekati Taiwan dari "jarak dekat dari berbagai arah," dengan tujuan melakukan patroli kesiapan tempur udara-laut, memblokade pelabuhan dan wilayah strategis, menyerang target maritim dan darat, serta "perebutan kendali penuh secara bersama," tambahnya.
Amerika Serikat (AS) mengutuk latihan militer China di sekitar Taiwan tersebut. Washington menilai tindakan itu "tidak berdasar dan berisiko memicu peningkatan ketegangan," serta mendesak Beijing untuk lebih berhati-hati dalam bertindak.
"Amerika Serikat sangat prihatin dengan latihan gabungan Tentara Pembebasan Rakyat di Selat Taiwan dan sekitarnya," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, dalam sebuah pernyataan yang merujuk pada aktivitas militer China.