Ntvnews.id, Kuba - Ribuan warga Kuba melakukan demonstrasi pro-Palestina di Havana, ibu kota negara tersebut, untuk menunjukkan solidaritas terhadap warga Palestina yang terus diserang oleh militer Israel di Jalur Gaza. Aksi ini dipimpin langsung oleh Presiden Miguel Diaz-Canel, yang didampingi oleh para pemimpin lainnya.
Dilansir dari AP, Rabu, 16 Oktober 2024, para pengunjuk rasa membawa spanduk besar bertuliskan "Hidup Palestina yang Merdeka". Sekitar 250 mahasiswa kedokteran asal Palestina yang tinggal di Kuba turut berpartisipasi dalam aksi tersebut.
Presiden Diaz-Canel dan sekutunya mengenakan keffiyeh tradisional yang melingkari leher mereka sebagai simbol dukungan.
"Kami hadir di sini untuk mendukung tuntutan yang sah dari rakyat Palestina atas kedaulatan dan kebebasan mereka, serta menentang genosida yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina," kata Michel Marino, seorang peneliti hubungan internasional berusia 20 tahun, kepada AFP.
Baca Juga: Serangan Udara Israel di Gaza Menewaskan 29 Petugas Medis Palestina
Aksi pro-Palestina ini awalnya direncanakan untuk digelar pada peringatan setahun serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, namun ditunda akibat badai Milton yang melanda Kuba dan Florida, AS, pekan lalu.
Serangan Hamas, yang menewaskan 1.200 orang di Israel, telah memicu konflik berkepanjangan di Jalur Gaza hingga saat ini.
Lebih dari 250 orang telah disandera oleh Hamas, dengan sekitar 97 orang yang diyakini masih belum dibebaskan, termasuk 34 sandera yang diyakini telah tewas namun jenazahnya belum diambil dari Gaza.
Baca Juga: Soal Palestina, Dunia Arab Saudi Desak Negara di Dunia Lakukan Ini
Sementara itu, otoritas kesehatan Gaza melaporkan bahwa serangan Israel telah menewaskan sedikitnya 42.289 orang di wilayah tersebut. Angka ini dianggap kredibel oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang menyatakan sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak.
"Selama setahun penuh di Gaza kami, tidak ada satu hari pun yang damai, rakyat kami di Tepi Barat menghadapi serangan setiap hari, dan dunia masih tidak mampu menghentikan tragedi ini," ujar Mohammed Suwan, seorang mahasiswa Palestina di Kuba.
Pada Juni lalu, Kuba turut bergabung dalam gugatan yang diajukan Afrika Selatan terhadap Israel di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait operasi militer di Jalur Gaza.