Ntvnews.id, Jakarta - Imbauan untuk tidak memberikan teh kepada balita menjadi viral di media sosial. Informasi tersebut tersebar lewat template Instagram stories yang diunggah oleh netizen.
Dalam template yang tersebar, terdapat foto resep dari seorang dokter. Resep itu menuliskan bahwa teh bisa mengganggu penyerapan zat besi dalam tubuh anak-anak.
"Mohon tidak memberikan teh kepada anak balita. Karena teh dapat menghambat penyerapan zat besi yang dapat memicu anemia," demikian isi dari imbauan tersebut.
Template yang dibagikan oleh dokter spesialis anak, Jati Kusuma, juga memaparkan sejumlah manfaat penting zat besi untuk anak. Zat besi berperan dalam meningkatkan imunitas, menjadi sumber energi untuk otot yang mendukung kemampuan motorik, mencegah stunting, serta mendukung perkembangan otak, kecerdasan, konsentrasi, dan IQ.
Ilustrasi - Seorang ibu sedang menggendong anak balitanya. (ANTARA Jatim/HO-Istimewa/FA)
Sementara itu, seorang dokter anak di sebuah rumah sakit mendapati kasus mengejutkan saat mengunjungi ruang rawat inap. Seorang anak berusia dua tahun terdiagnosis dengan kadar hemoglobin (Hb) yang rendah, yakni 8.7, sementara angka normal seharusnya di atas 11.0.
Selain kadar Hb yang rendah, hasil tes laboratorium juga menunjukkan tanda-tanda anemia defisiensi besi. Menurut keterangan dokter, orang tua tidak pernah melakukan pemeriksaan darah sebelumnya karena anak tersebut tampak aktif dan ceria.
“Orang tuanya tak pernah menyangka karena anaknya tidak pernah tampak pucat. Hasil ini baru ketahuan ketika anaknya dirawat karena penyakit bronkopneumonia,” ujar dokter yang menangani.
Anemia defisiensi besi merupakan salah satu kekurangan mikronutrien yang sering sulit terdeteksi, yang dikenal dengan istilah hidden hunger. Kondisi ini tidak menimbulkan gejala jelas, sehingga sering kali tidak disadari oleh orang tua.
Dokter menjelaskan bahwa jika anemia sudah menunjukkan gejala, biasanya kadar Hb sudah sangat rendah, bahkan di bawah 8. Setelah dilakukan penelusuran, ternyata anak tersebut sering diberikan teh oleh neneknya.
View this post on Instagram
Menurut sang nenek, teh diberikan karena anak lebih suka meminumnya. Namun, teh diketahui dapat menghambat penyerapan zat besi dalam tubuh, yang kemudian menyebabkan anemia pada anak.
“Teh bisa mengganggu penyerapan zat besi, itulah yang menyebabkan anemia pada anak ini. Kasus anemia defisiensi besi cukup banyak dan sulit terdeteksi. Karena itulah, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sudah merekomendasikan pemberian suplemen zat besi pada bayi sejak dini untuk mencegah anemia,” jelasnya.
Dokter pun mengimbau kepada keluarga, khususnya nenek, kakek, dan anggota keluarga lainnya, untuk tidak memberikan teh kepada anak kecil. “Jika ingin memberikan makanan atau minuman, sebaiknya minta izin terlebih dahulu kepada orang tuanya,” pesannya.
Kasus ini menjadi pengingat pentingnya pemantauan asupan makanan dan minuman pada anak-anak, terutama untuk memastikan kebutuhan nutrisi penting seperti zat besi terpenuhi demi mencegah anemia.