Ntvnews.id, Jakarta - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan ke Presiden Prancis Emmanuel Macron bahwa pihaknya enggan melakukan gencatan senjata dengan Lebanon.
Hal tersebut diungkapkan ketika Benjamin Netanyahu mendapatkan telpon dari Immanuel Marcon dan menantang untuk melakukan gencatan senjata secara sepihak.
Baca Juga:
Siapa Perang! Korut Klaim 1,4 Juta Anak Mudanya Gabung Militer
Demi Efesiensi, Presiden Maladewa Pecat 228 Pejabat, Termasuk Menteri dan Wakilnya
Seperti dilansir Antara, Rabu 16 Oktober 2024, Kementerian Luar Negeri Prancis pada 9 Oktober mengumumkan bahwa Macron akan menggelar konferensi internasional tentang konflik di Lebanon pada 24 Oktober di Paris.
Israel Kembali Serang Lebanon, 11 Orang Dilaporkan Tewas (ANTARA)
Konferensi itu akan mempertemukan negara-negara mitra Lebanon, PBB, Uni Eropa, organisasi-organisasi internasional dan regional, serta masyarakat sipil untuk menghimpun dukungan dan bantuan bagi Lebanon.
Menurut laporan surat kabar Prancis Le Parisien pada Selasa, Macron mengatakan dalam rapat kabinet bahwa "Netanyahu tidak boleh lupa bahwa Israel didirikan (pada 1948) oleh keputusan PBB, sehingga dia tidak bisa mengabaikan resolusi-resolusi PBB."
Pernyataan Macron itu muncul di tengah ketegangan di Lebanon selatan, di mana pasukan Israel telah menyerang pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL).
Pada 6 Oktober, Macron menyerukan agar pengiriman senjata yang digunakan Israel di Gaza, dihentikan. Dia mengatakan bahwa Prancis "tidak terlibat" dalam pengiriman senjata seperti itu.
Netanyahu, yang mengecam pernyataan Macron itu, mengatakan, "Israel akan menang dengan atau tanpa Anda."
Namun, beberapa jam setelah komentar Macron itu muncul, kantornya menegaskan bahwa Prancis akan terus menyediakan Israel dengan peralatan yang diperlukan "untuk membela diri."
Setelah pembicaraan via telepon antara Macron dan Netanyahu pada 10 Oktober, Istana Elysee Prancis menyatakan bahwa Macron menegaskan kembali "komitmen Prancis yang kuat terhadap keamanan Israel".
Mereka juga menyatakan bahwa sumber daya militer Prancis telah disiapkan untuk membela Israel dalam serangan Iran baru-baru ini.