6 Tokoh Hamas yang Berpotensi Jadi Penerus Yahya Sinwar

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 18 Okt 2024, 15:30
Tasya Paramitha
Penulis & Editor
Bagikan
Daftar Tokoh Hamas yang Berpotensi Jadi Penerus Yahya Sinwar. Daftar Tokoh Hamas yang Berpotensi Jadi Penerus Yahya Sinwar. (ndtv)

Ntvnews.id, Jakarta - Yahya Sinwar, pemimpin Hamas yang mengatur serangan Oktober 2023 terhadap Israel dan berhasil lolos dari penangkapan selama lebih dari setahun, tewas oleh pasukan Israel Kamis kemarin (17/10/2024) di Gaza selatan.

Pria berusia 61 tahun itu telah menghabiskan dua dekade di penjara Israel sebelum kembali ke Gaza dan muncul sebagai pemimpin tertingginya.

Sebagai salah satu arsitek utama serangan mendadak 7 Oktober terhadap Israel, yang menewaskan lebih dari 1.200 warga Israel dan membawa lebih dari 250 sandera ke Gaza, Sinwar merupakan target utama Israel.

Israel telah memberikan hadiah sebesar US$400 ribu untuk informasi yang mengarah pada penangkapan atau kematiannya. Meskipun banyak serangan udara Israel yang menargetkan kepemimpinan Hamas, Sinwar berhasil bertahan hidup di bawah tanah selama berbulan-bulan di labirin terowongan di bawah Gaza.

Kematian Sinwar kini meninggalkan kekosongan kekuasaan di pucuk pimpinan Hamas, menimbulkan pertanyaan tentang siapa yang akan turun tangan untuk mengisi kekosongan selama fase penting perang Gaza ini.

Beberapa tokoh Hamas tingkat tinggi, yang semuanya memiliki sejarah panjang dalam operasi militan dan manuver politik, berpotensi menjadi penerus. Berikut ini adalah beberapa tokoh yang mungkin memimpin Hamas, dilansir dari laman ndtv, Jumat (18/10/2024).

1. Mahmoud al-Zahar

Mahmoud al-Zahar, salah satu anggota pendiri Hamas, merupakan kandidat terdepan untuk menggantikan Sinwar. Dikenal karena sikap garis kerasnya, bahkan menurut standar Hamas, al-Zahar berperan penting dalam membentuk kerangka ideologis kelompok tersebut, yang berfokus pada perlawanan militan terhadap Israel dan pemerintahan Islamis di Gaza.

Al-Zahar juga memainkan peran penting dalam kebangkitan kelompok tersebut ke tampuk kekuasaan setelah pemilihan legislatif Palestina tahun 2006 dan menjabat sebagai menteri luar negeri pertamanya.

Meskipun selamat dari berbagai upaya pembunuhan Israel - pada tahun 1992 dan sekali lagi pada tahun 2003 - al-Zahar tetap menjadi tokoh kunci dalam struktur politik Hamas.

2. Mohammed Sinwar

Calon penerus lainnya adalah saudara Yahya Sinwar, Mohammed Sinwar. Seperti saudaranya, Mohammed telah lama menjadi pemimpin dalam sayap militer Hamas, dan kenaikannya ke kepemimpinan dapat menandakan keberlanjutan dalam strategi kelompok tersebut.

Menurut laporan, Mohammed memiliki pendekatan garis keras yang sama dengan Yahya, dan pejabat AS telah menyatakan kekhawatiran bahwa kepemimpinannya akan membuat negosiasi perdamaian menjadi lebih menantang.

Meskipun Mohammed tidak terlalu menonjolkan diri, ia telah menjadi tokoh penting dalam operasi militer kelompok tersebut, dan selamat dari berbagai upaya pembunuhan oleh Israel.

3. Mousa Abu Marzouk

Mousa Abu Marzouk, anggota senior biro politik Hamas, adalah calon lain yang mungkin. Ia membantu mendirikan Hamas setelah memisahkan diri dari Ikhwanul Muslimin Palestina pada akhir tahun 1980-an.

Abu Marzouk pernah menjadi kepala biro politik Hamas dan telah lama terlibat dalam operasi organisasi dan keuangannya, termasuk dukungan untuk kegiatan militan.

Meskipun dipenjara di Amerika Serikat pada 1990-an karena terlibat dalam kegiatan teroris, Abu Marzouk dideportasi ke Yordania dan tetap menjadi tokoh berpengaruh dalam aparat politik kelompok tersebut.

Meskipun ia menghabiskan sebagian besar waktunya di pengasingan, pengalaman dan hubungannya dengan ideologi inti Hamas menjadikannya kandidat kuat untuk mengambil alih kepemimpinan politik.

4. Mohammed Deif

Mohammed Deif, komandan sayap militer Hamas yang sulit ditangkap, Brigade Izz al-Din al-Qassam, sering dikabarkan tewas atau terluka parah setelah serangan udara Israel. Namun, laporan terbaru hingga Agustus 2024 menunjukkan ia mungkin masih hidup.

Deif, yang dianggap sebagai dalang dari banyak operasi Hamas yang paling canggih, termasuk serangan 7 Oktober, dipandang sebagai tokoh "garis keras".

Kelangsungan hidup Deif diselimuti misteri, dan jika ia muncul kembali, kredensial militernya dapat menjadikannya seorang pemimpin yang kuat.

5. Khalil al-Hayya

Khalil al-Hayya adalah tokoh terkemuka dalam biro politik Hamas, yang saat ini berkantor pusat di Qatar, dan telah memainkan peran kunci dalam negosiasi gencatan senjata dalam konflik sebelumnya.

Kepemimpinan Al-Hayya dapat dilihat sebagai pilihan pragmatis bagi kelompok tersebut, terutama jika Hamas berupaya untuk menegosiasikan akhir perang saat ini di Gaza.

Keterlibatannya dalam perundingan gencatan senjata tahun 2014 dengan Israel menunjukkan kemampuannya untuk terlibat dalam negosiasi tingkat tinggi, dan kepemimpinannya dapat menawarkan jalur yang lebih diplomatis bagi Hamas.

Al-Hayya selamat dari serangan udara Israel pada tahun 2007 yang menewaskan anggota keluarganya. Ketajaman politiknya, dipadukan dengan koneksinya dengan mediator internasional, khususnya di Doha, menjadikannya sosok yang dapat diajak bekerja sama oleh Israel dan Hamas dalam perundingan gencatan senjata.

6. Khaled Mashal

Khaled Mashal, yang memimpin Hamas selama lebih dari satu dekade dari tahun 2006 hingga 2017, tetap menjadi sosok yang disegani dalam kelompok tersebut, meskipun ia tidak lagi disukai oleh beberapa faksi utama.

Selama kepemimpinannya, Mashal mengawasi beberapa tonggak sejarah militer dan politik Hamas yang paling signifikan. Namun, penentangannya secara terbuka terhadap Presiden Suriah Bashar al-Assad selama perang saudara Suriah membuat hubungan dengan Iran, pendukung utama Hamas, menjadi tegang.

Sekarang bermarkas di Qatar, Mashal mungkin masih memiliki pengaruh.

x|close