Ntvnews.id, Jakarta - Poltracking Indonesia menyelenggarakan survei di Kabupaten Bojonegoro pada awal Oktober 2024, dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling. Pengambilan data lapangan dilakukan pada tanggal 4 – 10 Oktober 2024. Sampel pada survei ini adalah 1600 responden dengan margin of error +/-2.5% pada tingkat kepercayaan 95%.
Klaster survei menjangkau 28 kecamatan di Kabupaten Bojonegoro secara proporsional berdasarkan data jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) 2024, sedangkan stratifikasi survei ini adalah proporsi jenis kelamin pemilih.
Pengumpulan data dilakukan oleh pewawancara terlatih melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan teknologi aplikasi terhadap responden yang telah terpilih secara acak. Setiap pewawancara mewawancarai 10 responden untuk setiap satu desa/kelurahan terpilih.
Maksud dan tujuan dari survei ini adalah untuk mengukur kekuatan elektoral masing-masing kandidat pasangan Calon Bupati – Wakil Bupati Bojonegoro. Temuan pokok dan analisis hasil survei ini dapat dijelaskan sebagaimana berikut:
Pilkada Bojonegoro (Poltracking Indonesia)
Pertama, publik mengatakan bahwa dekat dengan rakyat/sering turun ke masyarakat (23.6%) menjadi alasan utama dalam memilih Calon Bupati – Wakil Bupati Bojonegoro, diikuti berpengalaman di Pemerintahan (20.5%), dan jujur/bersih dari KKN (10.0%).
Kedua, pada simulasi tunggal Calon Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono memperoleh angka elektabilitas (70.3%), sedangkan Teguh Haryono (12.3%). Sementara pada simulasi tunggal Calon Wakil Bupati Bojonegoro, Nurul Azizah memperoleh angka elektabilitas (65.1%), sedangkan Farida Hidayati (16.3%).
Ketiga, pada simulasi head to head Calon Bupati – Wakil Bupati Bojonegoro dengan menggunakan surat suara, pasangan Setyo Wahono - Nurul Azizah memperoleh angka elektabilitas (78.6%), sedangkan Teguh Haryono – Farida Hidayati (12.2%).
Keempat, peta sebaran pemilih berdasarkan kelompok umur, Pemilih pemilih Generasi Z (6.3%), Milenial Muda (10.0%), Milenial Matang (20.9%), Generasi X (33.9%), Baby Boomers (26.9%), dan Silent Gen (2.0%) cenderung kepada Setyo Wahono – Nurul Azizah.
Kelima, peta sebaran ini menggambarkan kekuatan Elektabilitas Pasangan Calon Bupati-Wakil Bupati Bojonegoro berdasarkan kedekatan dengan ormas Islam. Dari (87.0%) publik yang merasa dekat dengan Nahdlatul Ulama (NU), sebaran pilihannya kepada Teguh Haryono - Farida Hidayati (11.5%) sedangkan Setyo Wahono - Nurul Azizah (79.5%).
Pilkada Bojonegoro (Poltracking Indonesia)
Keenam, peta sebaran berdasarkan pemilih partai politik, pemilih dari partai politik Pemilih PKB (19.9%), Partai Gerindra (13.5%), Partai Golkar (8.0%), Partai Demokrat (7.8%), PDI Perjuangan (7.3%), PKS (4.8%), PAN (3.5%), Partai NasDem (2.5%), dan PPP (2.5%) cenderung kepada Setyo Wahono – Nurul Azizah.
Ketujuh, peta sebaran berdasarkan pilihan pada Pilkada Bojonegoro 2018. Pemilih Soehadi Moeljono - Mitro'atin (23.2%), Mahfudhoh – Kuswiyanto (13.1%), Anna Muawanah - Budi Irawanto (31.9%) dan Basuki - Pudji Dewanto (22.1%) cenderung kepada Setyo Wahono – Nurul Azizah.
Kedelapan, jujur dan bersih (27.2%) merupakan sifat/kriteria Calon Bupati paling diharapkan untuk memimpin Bojonegoro dalam lima tahun ke depan, diikuti merakyat dan sederhana (25.7%), serta cerdas dan berwawasan luas (12.5%).
Temuan ini merupakan potret terbaru dari survei yang dilakukan pada awal Oktober 2024. Berbagai kemungkinan masih berpotensi terjadi, tergantung isu dan konstelasi politik jelang hari pemilihan pada 27 November 2024 nanti.