Ntvnews.id, Jakarta - Mohammad Mokhber, 68 tahun, wakil presiden pertama Iran yang menjadi presiden sementara setelah kematian Ebrahim Raisi dalam sebuah kecelakaan helikopter.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, yang memegang kekuasaan tertinggi dengan keputusan akhir mengenai kebijakan luar negeri dan program nuklir Iran, mengatakan bahwa tidak akan ada gangguan terhadap urusan negara menyusul kecelakaan yang dialami Raisi.
Dilansir Al Jazeera, jika Presiden Iran hilang atau meninggal dunia, maka Wakil Presiden Pertama akan mengambil alih tugasnya. Saat ini posisi tersebut dijabat oleh Mohammad Mokhber, yang akan mengambil alih kekuasaan tanpa kehadiran Raisi.
Namun, hal ini memerlukan persetujuan pemimpin tertinggi setelah Presiden yang menjabat dipastikan meninggal atau tidak mampu menjalankan tugasnya.
Pemilihan tersebut kemudian harus diatur dalam waktu tidak lebih dari 50 hari.
Berikut profil singkat Mohammad Mokhber yang dikutip beberapa dari Reuters:
Mokhber ditunjuk sebagai wakil presiden pertamanya pada Agustus 2021, tak lama setelah menjabat. Ia adalah orang ketujuh yang menjabat posisi tersebut sejak revisi konstitusi.
Lahir pada 1 September 1955, Mokhber, seperti halnya Raisi, dipandang dekat dengan Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei, yang memiliki keputusan terakhir dalam semua masalah negara.
Sebagai presiden sementara, Mokhber adalah bagian dari dewan tiga orang, bersama dengan ketua parlemen dan kepala kehakiman, yang akan menyelenggarakan pemilihan presiden baru dalam waktu 50 hari setelah kematian presiden.
Helikopter Bell 212 (Istimewa)
Mokhber merupakan bagian dari tim pejabat Iran yang mengunjungi Moskow pada Oktober lalu dan setuju untuk memasok rudal permukaan-ke-permukaan dan lebih banyak pesawat tak berawak ke militer Rusia
Sebelum diangkat menjadi wakil presiden, Mokhber menjabat selama 14 tahun sebagai kepala Setad Iran, sebuah konglomerat ekonomi yang kuat yang sebagian besar berfokus pada kegiatan amal.
Baca Juga:
Kronologi Kejadian Helikopter Presiden Iran yang Jatuh di Pegunungan
Siapa yang Akan Mengambil Alih Kekuasaan Setelah Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal?
Pada 2010, Uni Eropa memasukkan Mokhber ke dalam daftar individu dan entitas yang dijatuhi sanksi atas dugaan keterlibatannya dalam "kegiatan rudal nuklir atau balistik". Dua tahun kemudian, Uni Eropa menghapusnya dari daftar tersebut.
Pada 2013, Departemen Keuangan AS menambahkan Setad dan 37 perusahaan yang diawasinya ke dalam daftar entitas yang terkena sanksi.
Setad, yang nama lengkapnya adalah Setad Ejraiye Farmane Hazrate Emam, atau Markas Besar untuk Menjalankan Perintah Imam, didirikan atas perintah pendiri Republik Islam, Ayatullah Ruhollah Khomeini. Perintah tersebut mengamanatkan para ajudan untuk menjual dan mengelola properti yang diduga ditinggalkan pada tahun-tahun kacau setelah Revolusi Islam 1979 dan menyalurkan sebagian besar hasilnya untuk amal.