Ntvnews.id, Washington DC - Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, telah meninggal dalam serangan pasukan Israel di Gaza bulan lalu. Amerika Serikat (AS) menilai bahwa kematian Sinwar merupakan kesempatan bagi Israel untuk mengakhiri perang di Gaza.
"Saya yakin kematian Sinwar menawarkan peluang penting untuk memulangkan para sandera, menghentikan perang, dan memastikan keamanan Israel," ungkap Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, dikutip dari AFP, Rabu, 23 Oktober 2024.
Setelah bertemu Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, di Yerusalem pada Selasa, 22 Oktober 2024, Blinken juga mengadakan pertemuan dengan Presiden Israel, Isaac Herzog.
Baca Juga: Ngeri, Isarel Sudah Siapkan Serangan Besar ke Iran
Selain itu, Blinken juga bertemu dengan keluarga korban sandera Hamas, di mana saat ini masih ada sejumlah warga Israel yang ditahan oleh Hamas sejak 7 Oktober 2023.
Presiden Israel, Isaac Herzog, menyatakan apresiasinya terhadap pernyataan Blinken, dan menyebut bahwa kematian Sinwar memberikan kesempatan untuk memulangkan warganya yang disandera oleh Hamas.
"Menyusul terbunuhnya Sinwar dan peristiwa lainnya, muncul peluang khusus untuk memanfaatkan semua sumber daya yang diperlukan guna membawa para sandera pulang," kata Herzog.
Baca Juga: Kolaborasi dengan WHO, Arab Saudi Terbitkan Kartu Kesehatan Haji
Yahya Sinwar tewas dalam serangan Israel di Gaza pada Rabu, 16 Oktober 2024 lalu waktu setempat.
Israel meyakini bahwa Sinwar adalah otak utama di balik serangan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu, yang mengakibatkan kematian sekitar 1.200 orang di Israel dan memicu konflik berkepanjangan di Jalur Gaza yang telah menyebabkan lebih dari 40.000 korban jiwa.