Ntvnews.id, Iran - Belakangan ini hubungan Iran dan Israel memang tengah memanas dan terjadi insiden saling serang. Israel menyerang konsulat Iran di Damaskus hingga menewaskan 16 orang termasuk dua jenderal Iran dan beberapa orang penting lainnya.
Iran kemudian melancarkan serangan balasan dengan meluncurkan 300 lebih rudal dan drone ke wilayah Israel pada 12 April lalu. Pasca peristiwa saling serang tersebut, Presiden Iran Ebrahim Raisi sempat mengeluarkan peringatan keras kepada Israel.
Namun, ancaman tersebut belum dibalas oleh Israel, Presiden Ebrahim Raisi dikabarkan telah meninggal dunia usai sebuah helikopter yang ditumpanginya mengalami kecelakaan. Helikopter tersebut membawa dia dan pejabat penting lain di pemerintahan Iran.
Benjamin Netanyahu (Istimewa)
Helikopter tersebut terjatuh di daerah pegunungan dan hutan yang masih dalam wilayah negara tersebut karena adanya cuaca buruk. Ebrahim Raisi meninggal dunia pada usia 63 tahun. Komentar Israel atas meninggalnya Ebrahim Raisi pun menjadi sorotan.
Melansir dari CNBC International, Pemerintah Israel sebenarnya tidak memberikan pernyataan khusus mengenai kecelakaan yang menyebabkan Presiden Iran meninggal dunia. Namun, media lokal Israel The Jerusalem Post memberikan pernyataan dari mantan intelijen Israel.
Mantan kepala IDF Tamir Hayman itu mengatakan bahwa tidak ada dampak yang berarti atas meninggalnya Raisi akibat kecelakaan helikopter tersebut.
Presiden Iran Ebrahim Raisi (Tangkapan Layar: YouTube)
"Hal ini tidak akan memiliki dampak strategis, hanya saja dampaknya tidak terlalu besar. Iran pusing dalam memilih presiden berikutnya," kata Tamir Hayman seperti dilansir The Jerussalem Post pada Senin, 20 Mei 2024.
Tamir Hayman mengatakan bahwa pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei yang membuat keputusan strategis besar, bukan presiden. Khamenei adalah orang nomor satu Iran dan paling berpengaruh, tapi ia mengalami kesehatan yang buruk di usia 85 tahunnya.
Menurut mantan Kepala Intelijen Israel, dalam beberapa tahun terakhir dipandang sebagai kandidat utama untuk menggantikan Khamenei. "Akan sulit menemukan presiden Iran berikutnya yang lebih buruk dari Raisi," ujar Tamir Hayman.