Ntvnews.id, Jakarta - Debat kedua calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta 2024 dengan tema Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial memanas. Hal ini terjadi antara Cagub nomor urut 1 Ridwan Kamil dengan Cagub nomor urut 2 Dharma Pongrekun.
Berawal dari Dharma Pongrekun menjabarkan mengenai kondisi Jawa Barat yang pernah dipimpin Ridwan kamil sebagai Kepala daerah, sebagai salah satu daerha yang miskin.
“Kang Emil, bagaimana tanggapan Kang Emil dengan kondisi Jawa Barat yang saya baca secara statistik menjadi, setelah pandemi Covid 19, Jawa Barat menjadi daerah salah satu yang dianggap miskin. Itu yang saya baca di koran. Bagaimana tanggapan Bapak dan kenapa itu sampai terjadi di mana masyarakatnya pun sedang mengalami krisis ekonomi bahkan terjadi kesenjangan sosial seperti yang sedang kita alami saat ini di Jakarta,” ujarn Dharma.
Baca Juga: Kun Wardana Mau Tingkatkan Status Guru Honorer jadi PPPK
Argumen itu lantas langsug dibantah oleh Ridwan Kamil dan menyebut data yang disebutkan Dharma meruakan data yang salah.
“Terima kasih Saya kira datanya mungkin keliru Pak, silakan dibaca lagi,” ucapnya.
Lebih lanjut, RK menjabarkan data mengenai provinsi yang pernah dipimpinya dan semuanya berbalik dari apa yang disebutkan Dharma.
“Termiskin di Pulau Jawa bukan provinsi Jawa Barat, provinsi lain di Pulau Jawa, silakan dibaca lagi. Yang kedua waktu saya memulai jabatan sebagai Gubernur Jawa Barat, desa tertinggal dan desa sangat tertinggal itu ada 1100,” ucapnya.
Baca Juga: Komitmen Prabowo IKN Dibahas saat Retreat Kabinet: Selesai dalam Empat Tahun
“5 tahun kami bekerja dengan pemerataan ekonomi, dengan ekonomi digital desa dengan program-program pemberdayaan pesantren-pesantren di desa, hasilnya Pak Dharma dari 1100 desa tertinggal-sangat tertinggal di akhir jabatan kami jumlahnya menjadi nolm” sambungnya.
Kemudian, RK memaparkan bahwa saat dirinya menjadi gubernur Jawa Barat, wiayahnya mendapat penghargaan karena meretas kemiskinan.
“Kami berhasil meng-0-kan desa miskin tertinggal-sangat tertinggal sehingga mendapatkan penghargaan tertinggi dari Kementerian Desa karena inovasi-inovasi pengentasan kemiskinan,” tuturnya.
“Yang kedua kami merasa bahwa Jawa Barat memang berbeda dengan Jakarta, kami banyak mengurusi Desa 5700 pedesaan, sehingga banyak hal-hal yang menurut saya membuat kami harus lebih bijak, tidak hanya membahas perkotaan dan tolong diingat kami ini adalah dari semua yang hadir di sini saya mengalami ujian sebagai pemimpin yang anggarannya harus di-refocusing yang tadinya untuk infrastruktur kami geser untuk kemanusiaan untuk Bansos untuk untuk hajat hidup dan lain sebagainya. Dan selama kekurangan dana seperti itu kami mendapatkan penghargaan dari UNDP sebagai provinsi terbaik penanganan covid di Asia Pasifik terima kasih. hajat hidup dan lain sebagainya. Dan selama kekurangan dana seperti itu kami mendapatkan penghargaan dari UNDP sebagai provinsi terbaik penanganan covid di Asia Pasifik terima kasih,” pungkasnya.