Ntvnews.id, Jakarta - Analis Komunikasi Politik Hendri Satrio (Hensa) menyoroti persaingan antara calon gubernur di Pilkada Jawa Timur.
Menurut Hensa, saat ini terlihat perbedaan nasib yang signifikan antara Khofifah Indar Parawansa dan Tri Rismaharini dengan Luluk Nur Hamidah.
Ia melihat, Khofifah dan Risma sama-sama mendapatkan dukungan yang solid dari KIM atau PDI Perjuangan. Berbeda dengan Luluk di mana Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai pengusungnya terlihat tidak kompak mendukung calonnya di Jawa Timur.
Khofifah Indar Parawansa (YouTube Unair TV)
"Khofifah yang tak punya partai saja mendapatkan dukungan solid dari KIM, Risma juga dari PDI-P, nah Luluk ini sepertinya belum mendapatkan dukungan yang sama seperti dua pesaingnya dari PKB," kata Hensa kepada wartawan.
Founder Lembaga Survei KedaiKOPI menilai, Luluk seharusnya bisa menjadi pesaing ketat Khofifah dan Risma di Pilkada Jawa Timur.
Sebab, PKB sebagai parpol yang mengusung Luluk merupakan partai yang memperoleh suara terbanyak pada Pileg DPR RI mau pun DPRD Jawa Timur.
Jawa Timur diketahui menyumbang 18 kursi dari total 80 kursi PKB di DPR RI. Sementara untuk DPRD Jatim, PKB merupakan partai yang memperoleh suara terbanyak, yaitu sebanyak 4.517.228 suara atau 27 kursi.
Ketua DPP PKB Luluk Nur Hamidah saat memberikan keterangan di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (21/7/2024). (Dok.Antara)
"Tapi ya balik lagi, beda nasib itu sepertinya yang membuat elektabilitas Luluk tertinggal jauh di Jawa Timur," kata Hensa.
Menurut Hensa, PKB harus solid jika ingin elektabilitas Luluk bisa bersaing dengan Khofifah dan Risma.
Ia berpendapat, DPP PKB juga harus mengeluarkan arahan agar PKB Jawa Timur mantap memenangkan Luluk.
"Harusnya DPP PKB mengeluarkan aturan agar PKB Jawa Timur bisa solid mendukung Luluk, sehingga elektabilitasnya bisa bersaing dan tak serendah saat ini menurut survei-survei yang telah beredar," pungkasnya.