Ntvnews.id, Jakarta - Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Hilman Farid menegaskan pentingnya investasi ilmu pengetahuan, riset, dan preservasi untuk keberlanjutan sektor pariwisata.
"Untuk mengembangkan sustainable dan quality tourism, ada syarat yang harus dipenuhi, investasinya mungkin selama ini lebih banyak ke fisik," ucap Hilman Farid seperti dikutip dari Antara, pada Selasa, (21/5/2024).
Industri pariwisata Bali selama ini mengukur keberhasilannya dengan mendatangkan wisatawan sebanyak-banyaknya. Hal ini mendorong prioritas investasi pada infrastruktur fisik.
Namun, menurut Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Hilman Farid, pendekatan ini berpotensi menggerus kearifan lokal masyarakat setempat.
"Tadi dalam forum dibilang semakin sedikit anak di Bali yang mau jadi petani dan salah satunya karena prospek yang lemah. Kalau tidak diselamatkan cepat-cepat, ini akan tergerus habis," katanya.
Untuk itu, pihaknya mendorong sektor investasi kawasan wisata ke arah ilmu pengetahuan, riset, dan preservasi pada pengetahuan lokal bagi masyarakat setempat.
Baca Juga:
12 Tahun Berumah Tangga, Wina Natalia Gugat Cerai Anji
Sebuah Bus Terguling di Tol Tangerang-Merak, Puluhan Orang Luka-Luka
"Kalau misalnya sekarang investment di Bali ini untuk mendukung sektor kepariwisataan, justru diarahkan pada SDM pengetahuan dan seterusnya. Ini adalah jalan yang sangat penting untuk memastikan keberlanjutan pariwisata di masa mendatang bisa berjalan," jelasnya.
Menutup pernyataannya, Hilman menyebut upaya melestarikan pariwisata harus ditentukan dengan tipe investasi yang diperlukan menurut karakteristik daerah.
"Menurut hemat saya investasi ke pengetahuan, research, sains untuk mendukung terjadinya keberlanjutan pariwisata sangat krusial buat kita," tutupnya.