Ntvnews.id, Jakarta - Amerika Serikat (AS) dan Rusia dikabarkan berada di ambang perang, dengan kedua negara semakin mendekati potensi keterlibatan dalam konflik militer langsung. Peringatan ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dalam sebuah wawancara dengan media Turki.
Dilansir dari Al Arabiya, Senin, 4 November 2024, Wawancara tersebut, yang diterbitkan Jumat, 1 November mencatat pernyataan Lavrov bahwa Rusia dan AS tengah berada di titik rawan konflik militer.
"Di bawah presiden saat ini (Joe Biden), yang telah membawa Russophobia (sentimen anti-Rusia) di AS ke puncaknya, negara kami berada di ambang konflik militer langsung," ujar Lavrov kepada surat kabar Hurriyet.
Baca Juga: Uni Eropa Berharap Sosok Ini Jadi Presiden Amerika Serikat
Lavrov juga menyoroti konflik di Timur Tengah, menegaskan bahwa solusi hanya dapat dicapai dengan menghentikan kekerasan dan menciptakan kondisi bagi pembentukan negara Palestina yang merdeka. "Tidak ada yang akan menjadi pemenang dalam perang yang sedang berlangsung," katanya.
Menjelang Pilpres AS yang akan diadakan pekan depan, Lavrov menyatakan bahwa hasil pemilu tersebut tak akan membawa perubahan berarti. "Kami tidak punya preferensi. Ketika pemerintahan Trump berkuasa, ia memberlakukan sanksi anti-Rusia lebih banyak dibandingkan pendahulunya," ujarnya.
"Siapapun yang memenangkan pemilu, kami tidak menganggap tren anti-Rusia di Amerika Serikat akan berubah," tambah Lavrov.
Baca Juga: Pengalaman Tak Terlupakan Kontingen TNI AD Usai Latihan Bersama di Amerika Serikat
Sementara itu, meski Donald Trump pernah mengungkapkan ketertarikannya pada Presiden Rusia Vladimir Putin, hubungan mereka tetap dijaga ambigu. Pekan lalu, Putin menyatakan bahwa hubungan dengan Washington akan bergantung pada kebijakan setelah pemilu AS.
Putin juga memuji pernyataan Trump tentang keinginannya untuk mengakhiri konflik Ukraina sebagai pernyataan yang "tulus."