Ntvnews.id, Jakarta - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, menyampaikan prediksi iklim yang kemungkinan terjadi di Indonesia pada tahun 2025.
Dalam hal tersebut menerangkan, data pengamatan suhu muka laut menunjukkan kecenderungan mendiningin dan nilai anomali mencapai -0.59 pada Oktober 2024 serta mengindikasikan mulai aktifnya fenomena La Nina Lemah.
Selain itu, pengamatan BMKG mencatat sebanyak 28 persen wilayah zona musim (ZOM) Indonesia sudah memasuki musim hujan. Meskipun demikian, sebagian besar wilayah ZOM Indonesia masih mengalami musim kemarau.
Bahkan belakangan ini, sejumlah wilayah mengalami suhu maksimum harian yang cukup tinggi dibanding rata-ratanya. Melihat kondisi ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akan menyampaikan Climate Outlook 2025 atau Prospek Kondisi Iklim tahun 2025.
BMKG juga menyampaikan update Kondisi Iklim di Wilayah Indonesia sebagai langkah untuk melakukan kebijakan di berbagai sektor dalam pengurangan dampak risiko akibat kondisi iklim.
Suhu Muka Laut (BMkg)
Dwikorita mengatakan, prediksi yang didapatkan oleh BMKG harus disampaikan kepada masyarakat sedini mungkin sebelum tahun 2025 tiba.
"Prospek iklim di Indonesia di tahun 2025. Jadi prospek ini perlu disampaikan secara dini sebelum 2025, agar kita berbagai sektor, berbagai pihak dapat menyusun rencana atau strategi," kata Dwikorita dalam konferensi pers yang digelar Senin, 4 November 2024.
"Gangguan iklim di Samudera Pasifik dan di Samudera Hindia. Di samudera Pasifik kita beri istilah gangguan iklim Enso. Hingga akhir bulan Oktober 2024, pemantauan pada suhu permukaan laut di samudera pasifik menunjukkan kecenderungan yang terus mendingin," kata dia.
"Di Samudera Hindia, menunjukkan kondisi dengan indeks bulanan sekitar 0,7, ini artinya baik samudera pasifik samudera Hindia suhu permukaan lautnya mendingin di Bawah rata-rata normal," sambungnya.
Dwikorita Karnawati (YouTube BMKG)
Selanjutnya, Dwikorita menjelaskan tentang kondisi perairan Indonesia pada tahun 2025 mendatang. Katanya, perairan Indonesia secara umum menunjukkan kondisi suhu muka laut lebih hangat dari pada normal dengan nilai rata-rata anomali pada bulan Oktober sebesar positif 0,69 derajat celcius
"Jadi ini lebih hangat sebesar 0,69 derajat celcius. Kondisi La Nina lemah ini diprediksi akan terus berlanjut hingga awal tahun 2025, umumnya dimulai November dan diperkirakan lanjut hingga Januari, Februari, Maret," jelas dia.
Selanjutnya Enso tersebut akan Kembali beralih menuju fase Eno Netral, dan kondisi netral tersebut bertahan hingga akhir tahun 2025.
Kondisi IOD atau pendinginan suhu muka air laut di bawah rata-rata normal di wilayah Samudera Hindia diprediksi akan Kembali netral dan terus netral hingga akhir tahun 2025.
Mengenai suhu udara permukaan rata-rata bulanan di wilayah Indonesia, mulai bulan Januari sampai dengan Desember 2025 diprediksi akan mengalami anomali. Hal ini berkisar antara positif 0,3 sampai positif 0,6 derajat celcius pada bulan Mei hingga Juli 2025.
"Dengan rata-rata lebih hangat sebesar 0,4 derajat celcius. Jadi lebih hangat dibanding dengar normalnya," imbuhnya.
Wilayah yang perlu diwaspadai mengalami anomali suhu tinggi antara lain daerah-daerah yang terletak di Sumatera bagian selatan, Jawa, NTB, dan NTT.
Prediksi BMKG (Bmkg)
Jumlah curah hujan tahunan, pada tahun 2025 diprediksi umumnya berkisar pada kondisi normal. Dengan jumlah curah hujan tahunan berkisar antara 1.000 hingga 5.000 mm/ tahun.
Sebanyak 67 persen wilayah Indonesia berpotensi dapat curah hujan tahunan lebih dari 2500 mm/tahun. Ini kategorinya curah hujan tahunan tinggi yaitu meliputi sebagian besar Aceh, Sebagian Sumatera Utara, Sumbar, Riau Barat, Jambi, dan Bengkulu.
Kemudian Sumsel, Kepulauan Bangka Belitung, Sebagian Lampung Utara, Banten, Jawa Barat, Jateng, Jatim, Kalimantan, Sulawesi Tengah dan selatan, Bali, NTT, Kepulauan Maluku, dan Sebagian besar Papua.
Jadi, ENSO diprediksi berada pada fase La Nina Lemah di awal tahun (Januari-Februari) sebagai kelanjutan La Nina 2024, selanjutnya beralih ke fase Netral dan bertahan hingga akhir tahun 2025. IOD diprediksi Netral dari awal tahun hingga akhir tahun 2025.
Curah hujan tahunan pada 2025 diprediksi pada kategori Normal. Meskipun demikian, terdapat beberapa wilayah yang diprediksi berpotensi mengalami hujan di Atas Normal yaitu mencakup sebanyak 15% wilayah Indonesia.
Kondisi iklim tahun 2025 yang mayoritas diprediksi mengalami sifat hujan Normal hingga Atas Normal perlu dimaksimalkan untuk meningkatkan produktivitas tanaman, utamanya di wilayah-wilayah sentra pangan guna mendukung pencapaian ketahanan pangan dan ketahanan pangan.
Hal ini juga perlu dimaksimalkan untuk pengisian waduk, bendungan, embung- embung air untuk menjamin tercapainya ketahanan air dan energi di tahun 2025.
Di sisi lain, BMKG juga merekomendasikan perlunya mengambil langkah-langkah antisipatif khususnya di wilayah yang diprediksi akan mengalami curah hujan dengan sifat Atas Normal yang dapat mengalami peningkatan resiko bencana hidro-meteorologi basah.
Pperlu mendapatkan perhatian adalah wilayah yang mengalami curah hujan tahunan bersifat Normal, namun dengan kategori curah hujan tinggi hingga sangat tinggi.