6 Penerbangan ke Labuan Bajo Batal Akibat Erupsi Gunung Lewotobi

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 4 Nov 2024, 19:02
Adiansyah
Penulis
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Suasana kedatangan penumpang di Bandara Komodo Labuan Bajo Suasana kedatangan penumpang di Bandara Komodo Labuan Bajo (Antara)

Ntvnews.id, NTT - Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki yang terjadi di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) menyebabkan dampak signifikan pada sektor penerbangan.

Sebanyak empat maskapai penerbangan terpaksa membatalkan penerbangan dari berbagai daerah menuju Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, demi menjaga keselamatan penumpang.

Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Komodo Labuan Bajo, Ceppy Triono, mengonfirmasi bahwa semua penerbangan dibatalkan dari siang hingga sore hari.

Ia menjelaskan, keputusan ini diambil setelah koordinasi dengan Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah IV dan kepala bandara di NTT serta Nusa Tenggara Barat (NTB).

Gunung Lewotobi Laki-laki <b>(Instagram)</b> Gunung Lewotobi Laki-laki (Instagram)

“Sebagai langkah preventif, kami melakukan pengecekan kondisi penerbangan. Hasil paper test menunjukkan kondisi aman, tetapi karena adanya sebaran abu vulkanik yang meluas, maskapai memilih untuk membatalkan penerbangan,” ujarnya dikutip dari Antara. 

Hingga saat ini, belum ada kepastian kapan aktivitas penerbangan akan kembali normal di bandara internasional tersebut. Otoritas bandara akan terus melakukan pengecekan berkala, mengingat seluruh bandara di Pulau Flores terdampak erupsi ini.

“Dampak erupsi cukup luas, ditambah dengan angin kencang yang membuat sebaran abu vulkanik menyebar ke berbagai arah. Semua bandara di Flores pasti terpengaruh,” tambahnya.

Suasana kedatangan penumpang di Bandara Komodo Labuan Bajo  <b>(Antara)</b> Suasana kedatangan penumpang di Bandara Komodo Labuan Bajo (Antara)

Kepala Stasiun Meteorologi Komodo, Maria Seran, juga memberikan informasi terkait situasi terkini. Menurut pantauan Citra Satelit Himawari BMKG, sebaran abu vulkanik masih berada dalam ruang udara Manggarai Barat.

“Berdasarkan berita SIGMET, sebaran abu vulkanik diperkirakan bergerak ke arah barat dengan kecepatan 20-25 knot pada ketinggian 10.000 hingga 28.000 feet. Pada ketinggian yang lebih tinggi, pergerakan terjadi ke timur laut dan tenggara,” jelasnya.

BMKG melalui Meteorological Watch Office (MWO) menyediakan informasi terkait pergerakan abu vulkanik melalui SIGMET, yang merupakan alat penting untuk mencegah insiden penerbangan.

x|close