Ntvnews.id, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan seluruh masyarakat Indonesia untuk bersiap menghadapi potensi curah hujan yang diprediksi akan terjadi sepanjang tahun 2025.
Hujan ini akan mulai berlangsung sejak November tahun ini, membawa dampak signifikan bagi berbagai sektor, terutama pertanian.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menjelaskan bahwa curah hujan di Indonesia diperkirakan berkisar antara 1.000 hingga 5.000 mm per tahun. Namun, ia menekankan bahwa periode ini tidak akan diwarnai oleh anomali iklim.
Prediksi BMKG (Bmkg)
Hal ini disebabkan oleh kondisi ENSO (El Nino-Southern Oscillation) dan IOD (Indian Ocean Dipole) yang berada dalam keadaan netral, sementara La Niña lemah diprediksi akan berlanjut hingga awal 2025.
"Ini tidak akan terjadi anomali iklim. Hal ini dikarenakan ENSO (El Nino-Southern Oscillation) dan IOD (Indian Ocean Dipole) berada dalam kondisi netral dan kondisi La Nina lemah diprediksi akan terus terjadi hingga awal tahun 2025," kata Dwikorita dalam konferensi pers, Senin, 4 November 2024.
BMKG mengidentifikasi sekitar 67% wilayah Indonesia berpotensi mengalami curah hujan tahunan lebih dari 2.500 mm. Daerah yang diperkirakan terdampak meliputi sebagian Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau bagian bara, Jambi, dan Bengkulu.
Suhu Muka Laut (BMkg)
Kemudian ada Sumatera Selatan,Kepulauan Bangka Belitung, Lampung bagian utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah bagian barat, Sebagian kecil Jawa Timur, Kalimantan, Sulawesi bagian tengah dan selatan, sebagian Bali, sebagian kecil Nusa Tenggara Timur, Kepulauan Maluku, dan Papua
Sekitar 15% wilayah Indonesia juga diprediksi akan mengalami curah hujan tahunan di atas normal. Wilayah yang termasuk dalam kategori ini antara lain sebagian kecil Aceh, Riau, Sulawesi bagian tengah dan utara, serta daerah lainnya di Sulawesi dan Papua.