Ntvnews.id, Jakarta - Habib Rizieq Shihab, mantan pemimpin Front Pembela Islam (FPI), menyampaikan pernyataan yang jelas mengenai Aksi 411 yang dilaksanakan hari ini. Melalui pesan yang disampaikan oleh Muhammad Alatas, Habib Rizieq menegaskan bahwa aksi ini bukan bertujuan untuk membahas dugaan penistaan agama oleh Suswono, calon wakil gubernur DKI Jakarta.
Habib Rizieq menyoroti bahwa dugaan kasus penistaan agama yang melibatkan Suswono tidak bisa dibandingkan dengan kasus serupa yang pernah menimpa mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, atau Ahok, pada tahun 2016.
“Peringatan! Harap waspada! Jangan sampai Aksi 411 ini ditunggangi oleh kelompok pendukung Ahok untuk menyerang cawagub Jakarta, Suswono, atau Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan alasan penistaan agama dan dalih keadilan perlakuan serupa dengan kasus Ahok,” tegas Habib Rizieq dalam pesan yang dibacakan Alatas saat aksi di Patung Kuda, Jakarta, Senin 4 November 2024.
Suswono (YouTube KPU Jakarta)
Habib Rizieq juga mengungkapkan adanya perbedaan sikap antara Ahok dan Suswono dalam merespons kontroversi ini. Menurut Habib Rizieq, Ahok pada masanya tidak pernah secara langsung mengakui kesalahan dalam kasus penistaan agama yang melibatkannya.
Ahok baru menyampaikan permintaan maaf setelah diadakan serangkaian aksi massa besar. Menurutnya, ini menunjukkan adanya perbedaan antara kasus yang melibatkan Ahok dan dugaan penistaan yang kini terkait dengan Suswono.
Sebaliknya, Suswono segera meminta maaf begitu ucapannya memicu kontroversi. Habib Rizieq bahkan mengapresiasi respons cepat dari Suswono yang menunjukkan bahwa ia tidak bermaksud untuk menyinggung pihak mana pun.
“Suswono hanya terpeleset lidah dan tanpa sengaja menyampaikan kalimat yang menimbulkan kontroversi. Namun ia segera mengakui kekhilafannya, beristighfar, dan mengucapkan terima kasih kepada para habaib serta ulama yang telah menegurnya,” ungkap Habib Rizieq dalam pesannya.
Habib Rizieq Shihab. (Antara)
Lebih lanjut, Habib Rizieq menyatakan bahwa Aksi 411 kali ini memiliki fokus berbeda, yaitu menuntut pengadilan atas tindakan Presiden Joko Widodo dan pemerintahannya, termasuk pejabat yang ia sebut “Fufufafa.”
Para peserta aksi membawa berbagai atribut, seperti poster yang berisi ajakan untuk menegakkan supremasi hukum. Poster-poster tersebut bertuliskan, “Dengan semangat reuni 411. Ayo tegakkan supremasi hukum. Tegakkan hukum tanpa tebang pilih.”
Ia memperingatkan agar aksi ini tidak disusupi agenda politik lain terkait dengan Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2024.