Apa Penyebab Turbulensi Maut yang Menimpa Singapore Airlines?

NTVNews - 22 Mei 2024, 10:40
Deddy Setiawan
Penulis
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Pesawat Singapore Airlines. Pesawat Singapore Airlines. (Pexels)

Ntvnews.id, Bangkok - Seorang meninggal dan banyak lainnya cedera setelah pesawat Singapore Airlines yang sedang dalam perjalanan dari London ke Singapura mengalami turbulensi parah pada Selasa, 21 mei 2024.

Maskapai mengumumkan bahwa pesawat Boeing 777-300ER mengalami turbulensi yang signifikan, memaksa pendaratan darurat di Bandara Internasional Suvarnabhumi Bangkok, Thailand, pada pukul 15.45 waktu local.

Apakah faktor pemicu dari turbulensi pada pesawat tersebut?

Kondisi Dalam Pesawat Singapore Airlines <b>(Twitter)</b> Kondisi Dalam Pesawat Singapore Airlines (Twitter)

Turbulensi adalah kondisi ketika kecepatan aliran udara berubah drastis. Turbulensi bisa disebabkan oleh banyak hal, terutama pola cuaca yang tidak stabil.

Turbulensi biasanya terjadi ketika sebuah pesawat terbang melalui benturan udara yang bergerak dengan kecepatan yang sangat berbeda.

Turbulensi ringan dan sedang mampu mengakibatkan penumpang merasakan ketegangan pada sabuk pengaman mereka. Barang-barang yang tidak ditaruh dengan aman juga dapat bergerak di sekitar kabin.

Baca Juga: Kronologi Singapore Airlines, Pesawat Sempat Turun Tajam dari Ketinggian 37.000 Kaki

Dalam kasus yang parah, turbulensi bisa melempar penumpang di sekitar kabin. Situasi ini bisa menyebabkan penumpang terluka parah dan terkadang mengakibatkan kematian.

Dilansir dari BBC, sebagian besar turbulensi terjadi di awan yang terdapat aliran angin yang naik dan turun. Sebagian besar turbulensi tersebut cukup ringan, tetapi pada awan yang lebih besar - seperti awan badai cumulonimbus - pergerakan udara yang kacau dapat menyebabkan turbulensi sedang atau bahkan parah.

Kondisi Dalam Pesawat Singapore Airlines <b>(Twitter)</b> Kondisi Dalam Pesawat Singapore Airlines (Twitter)

Selain karena cuaca dan geografis -seperti badai petir, pegunungan, dan munculnya awan tertentu- ada juga "clear air turbulence", yang dapat mengagetkan pilot dan terjadi tanpa peringatan.

Baca Juga:

Kronologi Singapore Airlines, Pesawat Sempat Turun Tajam dari Ketinggian 37.000 Kaki

Stuart Fox, direktur operasi penerbangan dan teknis di badan penerbangan global Iata, mengatakan prakiraan cuaca yang menunjukkan front cuaca yang datang atau aliran udara di atas pegunungan dapat menunjukkan kemungkinan lebih tinggi terjadinya turbulensi di udara.

"Tetapi Anda tidak bisa melihatnya. Kekuatan dan arah aliran udara dapat berubah dengan cepat, dan prakiraan cuaca hanya dapat menunjukkan kemungkinannya," kata Stuart, mengutip The Guardian.

Angin yang berguncang seperti itu dapat membuat pesawat keluar dari jalurnya, kehilangan ketinggian dengan cepat, atau terombang-ambing dengan keras.

x|close