Ntvnews.id, Jakarta - Ucapan selamat mengalir dari para pemimpin dunia untuk Presiden terpilih Trump AS, setelah kemenangannya dalam pemilihan presiden 2024 atas Wakil Presiden Harris.
Ucapan selamat datang dari sekutu utama yang akan bekerja sama dengan Trump untuk mengatasi berbagai masalah di panggung global, termasuk Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Starmer mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ia berharap dapat bekerja sama dengan Trump di tahun-tahun mendatang dan bahwa Inggris dan AS "berdiri bahu-membahu dalam membela nilai-nilai bersama kita, yaitu kebebasan, demokrasi, dan kewirausahaan."
Macron mengenang masa-masa mereka bekerja sama selama masa jabatan pertama Trump, dengan mengatakan bahwa ia siap untuk bekerja sama seperti yang mereka lakukan selama empat tahun sebelumnya.
"Dengan keyakinan Anda dan saya. Dengan rasa hormat dan ambisi. Untuk lebih banyak perdamaian dan kemakmuran," kata Macron, dikutip dari The Hill, Rabu (6/11/2024).
Zelensky, yang telah berupaya menjaga hubungan dekat dengan AS, terutama sejak invasi Rusia ke Ukraina tahun 2022, menyebut kemenangan Trump "mengesankan" dan mengatakan bahwa ia berharap dapat melanjutkan kemitraan negara tersebut.
Pernyataannya muncul saat isu bantuan AS yang berkelanjutan untuk Ukraina menjadi terpolarisasi, dengan semakin banyak anggota Partai Republik yang menyatakan penentangan mereka terhadapnya.
"Kami menantikan era Amerika Serikat yang kuat di bawah kepemimpinan tegas Presiden Trump. Kami mengandalkan dukungan bipartisan yang kuat dan berkelanjutan untuk Ukraina di Amerika Serikat," kata Zelensky.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengucapkan selamat kepada Trump dan ibu negara yang baru, Melania, atas "kebangkitan terbesar dalam sejarah."
"Kembalinya Anda yang bersejarah ke Gedung Putih menawarkan awal baru bagi Amerika dan komitmen ulang yang kuat terhadap aliansi besar antara Israel dan Amerika," katanya.
Trump juga menerima ucapan selamat dari Jens Stoltenberg, yang menjabat sebagai sekretaris jenderal NATO hingga masa jabatannya berakhir pada bulan Oktober. Trump sering mengkritik NATO sepanjang karier politiknya, dengan alasan bahwa anggota lain tidak cukup mengalokasikan anggaran mereka untuk belanja pertahanan seperti yang direkomendasikan.
"Di dunia yang semakin tidak stabil, kepemimpinan AS yang kuat tetap penting," kata Stoltenberg.