Ntvnews.id, Amerika Serikat - Donald Trump telah mendeklarasikan kemenangannya di Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) pada Rabu pagi (6/11/2024). Kandidat dari Partai Republik itu mengungguli Kamala Harris dalam perolehan suara Electoral College yang diproyeksikan dalam pemilihan presiden.
Baik Trump maupun Harris belum mengamankan 270 suara Electoral College yang dibutuhkan untuk memenangkan Gedung Putih, tetapi setelah diproyeksikan ia akan memenangkan Pennsylvania, mantan presiden itu hanya kurang empat suara elektoral dari target tersebut.
Dua Kali Kalahkan Capres Perempuan
Donald Trump (Biography.com)
Kemenangan Trump di pilpres kali ini membuatnya dua kali mengalahkan calon presiden perempuan. Yang pertama adalah saat ia berhadapan dengan Hillary Clinton pada tahun 2016.
Pada pemilihan 2016, Trump menghadapi Hillary Clinton, Menteri Luar Negeri dan satu-satunya wanita yang dicalonkan sebagai presiden dari partai besar. Meski memiliki pengalaman politik dan dukungan dari banyak pemilih, Clinton tidak berhasil mengalahkan Trump, yang memanfaatkan berbagai strategi kampanye yang menarik perhatian, termasuk penggunaan media sosial dan pesan populis.
Kemenangan Trump ini menunjukkan adanya keinginan mendalam dari sebagian pemilih untuk perubahan yang radikal.
Dari kemenangan Trump, banyak analis politik menyimpulkan bahwa pemilih di AS masih sangat kompleks dan beragam, serta memiliki preferensi yang berbeda terhadap pemimpin dengan latar belakang berbeda.
Kesuksesan Trump mewakili suara segmen populasi yang merasa terpinggirkan dan berusaha untuk mengembalikan kekuasaan kepada sebagian besar rakyat.
Secara keseluruhan, perjalanan Donald Trump dalam mengalahkan calon presiden perempuan memberikan gambaran yang mendalam tentang tantangan yang dihadapi perempuan dalam politik, serta bagaimana strategi dan narasi dalam kampanye dapat memengaruhi hasil pemilu.