Ntvnews.id, Amerika Serikat - Donald Trump telah terpilih sebagai presiden Amerika Serikat ke-47, sebuah langkah kembalinya yang luar biasa bagi seorang mantan presiden yang menolak menerima kekalahan empat tahun lalu, memicu pemberontakan berdarah di Gedung Capitol AS, dihukum karena tuduhan kejahatan dan selamat dari dua upaya pembunuhan.
Dilansir dari AP News, Rabu (6/11/2024), Calon Presiden dari Partai Republik Donald Trump mengalahkan saingannya dari Partai Demokrat, Kamala Harris, dan kembali ke Gedung Putih selama empat tahun lagi.
Hingga berita ini dibuat, Trump telah meraih 277 suara Electoral College. Sementara Harris hanya mampu mendapat 224.
Setelah kalah dalam upaya pemilihan ulangnya melawan Presiden Joe Biden pada tahun 2020, Trump, presiden ke-45 AS, kini akan menjadi presiden ke-47.
Kemenangan Trump menandai serangkaian pencapaian bersejarah. Pada usia 78 tahun, ia adalah orang tertua yang pernah memenangkan pemilihan presiden AS. Ia akan menjadi presiden pertama dalam 132 tahun sejak Grover Cleveland yang menjabat dua kali masa jabatan yang tidak berturut-turut. Dan ia muncul sebagai pemenang dari apa yang mungkin merupakan pemilihan presiden termahal dalam sejarah.
Ia juga merupakan presiden pertama, baik saat ini maupun sebelumnya, yang pernah dihukum karena kejahatan. Ia adalah presiden pertama yang pernah dimakzulkan dua kali yang pernah memenangkan kembali Gedung Putih. Ia adalah presiden pertama yang pernah menjabat sambil menangkis tuntutan pidana dalam beberapa kasus federal dan negara bagian yang masih berlangsung.
Pilpres AS 2024.
Kemenangan Trump menggagalkan rencana Harris, sang wakil presiden, untuk meraih tonggak sejarahnya sendir, menjadi presiden wanita pertama Amerika Serikat.
Kemenangan ini juga merupakan pencapaian politik yang luar biasa bagi calon wakil presiden Trump, Senator JD Vance dari Ohio, yang memenangkan pemilihan pertamanya hanya dua tahun sebelumnya.
Baru berusia 40 tahun, Vance, seorang mantan kritikus Trump yang berubah menjadi loyalis dan pendukung utama gerakan populis sayap kanan presiden terpilih, kini menjadi orang pertama dalam garis suksesi presiden.