Ntvnews.id, Tahran - Otoritas Iran menegaskan bahwa pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) bukan merupakan urusan bagi negaranya, dan siapa pun yang memenangkan pilpres tersebut tidak akan mengubah kebijakan Teheran secara signifikan. Pernyataan ini muncul setelah mantan Presiden Donald Trump memenangkan pilpres AS.
Dilansir dari reuters, Kamis, 7 November 2024, Wakil Panglima Korps Garda Revolusi Iran (IRGC), Ali Fadavi, menegaskan bahwa Teheran siap untuk menghadapi Israel dan tidak menutup kemungkinan adanya serangan awal oleh AS dan Israel.
Baca Juga: Resmi! Donald Trump Menang Pilpres AS
Trump menyatakan kemenangan atas pesaingnya, Wakil Presiden Kamala Harris, dalam pilpres yang berlangsung pada 5 November lalu. Ini menandai kebangkitan politik yang luar biasa empat tahun setelah ia meninggalkan Gedung Putih.
Menanggapi pilpres AS, juru bicara pemerintah Iran, Fatemeh Mohajerani, menegaskan bahwa kehidupan rakyat Iran tidak akan dipengaruhi oleh hasil pemilu tersebut.
"Pemilu AS sebenarnya bukan urusan kami. Kebijakan kami tetap stabil dan tidak berubah berdasarkan individu. Kami telah membuat persiapan yang diperlukan sebelumnya dan tidak akan ada perubahan dalam kehidupan masyarakat," ujar Mohajerani dalam pernyataannya, seperti dikutip kantor berita Tasnim.
Baca Juga: Donald Trump Jadi Presiden AS Lagi, Deretan Pemimpin Dunia Ucapkan Selamat
Sejumlah pejabat Arab dan negara-negara Barat menyampaikan kepada Reuters bahwa Trump mungkin akan menerapkan kembali "kebijakan tekanan maksimum" melalui penambahan sanksi terhadap industri minyak Iran dan mendukung Israel untuk menyerang situs nuklir Teheran, bahkan mungkin melakukan "pembunuhan yang ditargetkan."