Ntvnews.id, Israel - Aksi protes pecah di Israel setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memecat Menteri Pertahanan negara itu, Yoav Gallant. Netanyahu mengatakan, "krisis kepercayaan" antara kedua pemimpin itu menyebabkan keputusannya, seraya menambahkan bahwa kepercayaannya pada Gallant telah "terkikis" dalam beberapa bulan terakhir dan Menteri Luar Negeri Israel Katz akan menggantikannya.
Gallant mengatakan pemecatannya disebabkan oleh ketidaksepakatan pada tiga isu, termasuk keyakinannya untuk mendapatkan kembali sandera yang tersisa dari Gaza jika Israel membuat "konsesi yang menyakitkan" yang "dapat ditanggungnya".
Banyak pengunjuk rasa di jalan menyerukan agar Netanyahu mengundurkan diri, dan menuntut menteri pertahanan yang baru memprioritaskan kesepakatan penyanderaan.
Netanyahu dan Gallant telah lama memiliki hubungan kerja tidak mulus. Selama tahun lalu, ada laporan tentang adu mulut antara kedua pria itu mengenai strategi perang Israel. Mantan menteri pertahanan itu juga tidak senang dengan rencana untuk terus mengizinkan warga negara Israel yang sangat Ortodoks dibebaskan dari wajib militer.
Beberapa bulan sebelum dimulainya perang di Gaza pada Oktober 2023, Netanyahu telah memecat Gallant karena perbedaan politik, sebelum mengangkatnya kembali setelah mendapat protes publik yang besar.
Namun pada hari Selasa, 5 November 2024, Netanyahu mengatakan, "Di tengah perang, lebih dari sebelumnya, kepercayaan penuh diperlukan antara perdana menteri dan menteri pertahanan." Demikian dilansir dari BBC, Jumat, 8 November 2024.
Ia mengatakan, meskipun ada kepercayaan dan "pekerjaan yang membuahkan hasil" pada bulan-bulan pertama perang, "selama bulan-bulan terakhir kepercayaan ini retak".
Netanyahu menambahkan bahwa "kesenjangan signifikan ditemukan antara saya dan Gallant dalam pengelolaan kampanye".
Hal ini "disertai dengan pernyataan dan tindakan yang bertentangan dengan keputusan pemerintah," tambahnya.
Menyusul berita tersebut, Gallant mengunggah di media sosial bahwa "keamanan negara Israel adalah dan akan selalu menjadi misi hidup saya."
Ia kemudian merilis pernyataan lengkap pada Selasa malam yang mengatakan pemecatannya dari jabatannya adalah "hasil dari ketidaksepakatan pada tiga isu". Ia yakin tidak boleh ada pengecualian untuk dinas militer, bahwa penyelidikan nasional diperlukan untuk memetik pelajaran, dan para sandera harus dibawa kembali secepat mungkin.
Terkait para sandera, ia berkata, "Saya memutuskan bahwa tujuan ini dapat dicapai. Diperlukan konsesi yang menyakitkan, yang dapat dilakukan oleh negara Israel dan dapat ditanggung oleh IDF."
Salah satu warga yang protes setelah pengumuman tersebut, Yair Amit, mengatakan Netanyahu membahayakan seluruh negara dan meminta perdana menteri untuk "mengundurkan diri dari jabatannya dan membiarkan orang-orang yang serius memimpin Israel".
Beberapa pengunjuk rasa menyalakan api di Jalan Raya Ayalon dan memblokir lalu lintas di kedua arah, menurut media Israel.