Ntvnews.id, Washington DC - Partai Republik diperkirakan akan mengambil alih kendali House of Representatives atau DPR Amerika Serikat (AS). Kondisi ini menjadi penting bagi Presiden terpilih AS, Donald Trump, agar dapat lebih mudah melaksanakan agendanya saat kembali ke Gedung Putih pada Januari mendatang.
Dilansir dari reuters, Senin, 11 November 2024, penghitungan suara dari pemilu 5 November masih berlangsung. Namun, Edison Research memproyeksikan bahwa Partai Republik telah berhasil memperoleh 213 kursi di DPR yang memiliki 435 anggota.
Partai Republik perlu mengamankan lima kursi lagi untuk mempertahankan kendali DPR, dan mereka telah meraih cukup kursi untuk merebut kendali Senat AS dari Demokrat.
Baca Juga: Kenapa Muslim Amerika Pilih Trump Dibanding Kamala di Pilpres AS?
Edison Research melaporkan bahwa sejauh ini Demokrat telah memenangkan 205 kursi, termasuk memproyeksikan pada hari Sabtu bahwa Perwakilan Greg Stanton dari Arizona berhasil terpilih kembali.
Untuk menguasai DPR, Demokrat harus memenangkan 13 dari 17 kursi yang tersisa. Dengan kemenangan Trump dalam pilpres dan kemenangan Partai Republik di Senat, mempertahankan DPR akan memberi Partai Republik kekuasaan yang luas untuk mendorong agenda seperti pemotongan pajak, pengurangan pengeluaran, deregulasi energi, dan penguatan keamanan perbatasan.
Sebagian besar dari 17 kursi DPR yang tersisa berada di distrik-distrik kompetitif di wilayah Barat AS, di mana kecepatan penghitungan suara biasanya lebih lambat dibandingkan wilayah lainnya di AS. Dari kursi yang tersisa, sembilan dipegang oleh Partai Republik dan delapan oleh Demokrat. Empat belas kursi tersebut dianggap kompetitif menjelang pemilu.
Senator Republik akan memilih minggu depan untuk menentukan pemimpin partai di Senat tahun 2025, dengan kandidat seperti John Thune, John Cornyn, dan Rick Scott bersaing untuk posisi tersebut. Cornyn menyatakan pada Sabtu malam bahwa jika terpilih, ia akan mempertahankan Senat tetap dalam masa sidang sampai kabinet Trump dikonfirmasi.
Baca Juga: Donald Trump Isyaratkan Bakal Bertemu Vladimir Putin
"Tidak ada akhir pekan, tidak ada waktu istirahat. Demokrat dapat bekerja sama demi kepentingan terbaik negara, atau melanjutkan perlawanan, yang pada akhirnya akan ditumpas," tulisnya di X.
Sebagai informasi, sistem legislatif AS berbentuk bikameral, terdiri dari Kongres yang diatur dalam Pasal I Konstitusi dan dibagi menjadi DPR dan Senat. Kongres memiliki wewenang untuk membuat undang-undang, menyatakan perang, mengonfirmasi atau menolak kebijakan Presiden, serta kewenangan investigasi yang luas.
DPR AS beranggotakan 435 orang yang terpilih, dibagi secara proporsional di antara 50 negara bagian berdasarkan jumlah penduduk. Selain itu, terdapat enam anggota tanpa hak suara, yang mewakili Distrik Columbia, Persemakmuran Puerto Riko, serta empat wilayah AS lainnya, yaitu Samoa Amerika, Guam, Kepulauan Virgin AS, dan Persemakmuran Kepulauan Mariana Utara.
Pimpinan majelis adalah Ketua DPR yang dipilih oleh anggotanya, dan posisinya menjadi urutan kedua dalam garis suksesi Presiden setelah Wakil Presiden AS.
DPR memiliki beberapa kewenangan khusus, seperti mengajukan RUU terkait pendapatan, mendakwa pejabat federal, dan memilih Presiden jika hasil Electoral College berakhir imbang.
Senat, di sisi lain, beranggotakan 100 Senator, dengan dua perwakilan untuk setiap negara bagian yang dipilih untuk masa jabatan enam tahun. Masa jabatan ini diatur secara bergilir sehingga sepertiga dari anggota Senat dipilih kembali setiap dua tahun. Wakil Presiden AS berperan sebagai Presiden Senat dan dapat memberikan suara penentu jika ada hasil imbang di Senat.