Ntvnews.id, Taheran - Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, membantah tudingan dari Amerika Serikat (AS) yang mengaitkan Teheran dengan dugaan rencana pembunuhan terhadap Presiden terpilih AS, Donald Trump. Araghchi mengungkapkan harapannya agar AS dan Iran mulai membangun rasa saling percaya.
"Sekarang, skenario baru dibuat-buat, karena pembunuh tidak ada dalam kenyataan, penulis naskah didatangkan untuk membuat komedi kelas tiga," tulis Araghchi dalam postingannya di X, seperti dikutip dari Reuters, Senin, 11 November 2024.
Araghchi merujuk pada tuduhan bahwa rencana tersebut, menurut Washington, diperintahkan oleh Garda Revolusi Iran untuk menghabisi Trump, yang memenangkan pemilu pada Selasa dan akan mulai menjabat pada Januari mendatang. Dia menegaskan bahwa Iran menghormati pilihan rakyat AS.
Baca Juga: Kenapa Muslim Amerika Pilih Trump Dibanding Kamala di Pilpres AS?
"Rakyat Amerika telah membuat keputusan mereka. Dan Iran menghormati hak mereka untuk memilih Presiden pilihan mereka. Jalan ke depan juga merupakan sebuah pilihan. Itu dimulai dengan rasa hormat," ujar Araghchi.
Araghchi juga menekankan bahwa Iran tidak memiliki niat untuk memiliki senjata nuklir. Ia menjelaskan bahwa kebijakan Iran didasarkan pada prinsip-prinsip Islam serta pertimbangan keamanan.