Ntvnews.id, Islamabad - Kelompok separatis Tentara Pembebasan Baloch (BLA) mengklaim bertanggung jawab atas ledakan yang terjadi di sebuah stasiun kereta api di Provinsi Balochistan, Pakistan, yang menewaskan sedikitnya 26 orang, termasuk 14 tentara Pakistan.
Dilansir dari Reuters, Senin, 11 November 2024, ledakan itu terjadi saat para penumpang menunggu di peron Stasiun Quetta, ibu kota Provinsi Balochistan, sekitar pukul 08.45 waktu setempat.
Kantor berita Associated Press of Pakistan melaporkan, mengutip pejabat kereta api setempat, bahwa ledakan tersebut terjadi di dekat loket tiket ketika dua kereta akan berangkat.
Baca Juga: 30 TPS di Amerika Serikat Dapat Ancaman Bom Palsu
"Sebanyak 14 tentara dan 12 warga sipil tewas," kata juru bicara Rumah Sakit Provinsi Sandeman di Quetta, Wasim Baig, dalam pembaruan terbaru.
Sekitar 46 personel keamanan Pakistan lainnya serta 14 warga sipil terluka akibat insiden tersebut.
BLA, salah satu kelompok separatis utama di wilayah itu, menyatakan bahwa serangan tersebut "dilancarkan terhadap unit pasukan Pakistan di stasiun kereta api Quetta... setelah menyelesaikan kursus di Sekolah Infanteri."
Provinsi Balochistan, lokasi kejadian, dikenal sebagai basis bagi sejumlah kelompok separatis dan terletak di perbatasan Afghanistan-Iran. BLA sering mengklaim serangan yang menargetkan pasukan keamanan atau warga Pakistan dari provinsi lain, terutama Punjabi.
Baca Juga: Lagi, Sebuah Maskapai Kena Ancaman Bom
Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif, menegaskan dalam pernyataannya bahwa para pelaku "akan bertanggung jawab atas tindakannya."
Kepolisian setempat masih menyelidiki penyebab pasti ledakan tersebut.
"Saat kami tiba, awalnya tampak ada bahan peledak yang mungkin disembunyikan atau ditinggalkan di dalam tas. Namun, sekarang kami menduga ledakan ini mungkin dipicu oleh seorang pengebom bunuh diri," ungkap pejabat senior kepolisian, Muhammad Baloch, kepada wartawan di lokasi kejadian.