Ntvnews.id, Tel Aviv - Pemerintah Prancis terlibat ketegangan dengan Israel setelah pasukan keamanan Israel memasuki lokasi suci yang berada di bawah pengelolaan Prancis di Yerusalem, dan sempat menahan dua diplomat Prancis. Pihak Paris menuduh Israel telah merusak hubungan bilateral kedua negara.
Dilansir dari Reuters, Senin, 11 November 2024, insiden ini terjadi ketika Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Noel Barrot, berencana mengunjungi kompleks Gereja Pater Noster di Bukit Zaitun, Yerusalem Timur. Situs tersebut merupakan salah satu dari empat lokasi suci yang dikelola Prancis di Yerusalem dan dianggap bagian dari kedaulatan Prancis.
Menurut sumber diplomatik Prancis, pihak keamanan Israel telah diberitahu untuk tidak masuk sebelum kunjungan Menlu Barrot.
Baca Juga: Suporter Klub Israel Maccabi Tel Aviv Babak Belur Usai Bikin Ulah di Markas Ajax Amsterdam
Namun, personel keamanan Israel tetap memasuki lokasi, yang menyebabkan Barrot menolak memasuki kompleks -- dikenal sebagai Eleona dalam bahasa Prancis -- selama mereka masih ada di dalam.
Dalam ketegangan yang meningkat, dua pejabat keamanan Prancis sempat ditahan singkat oleh otoritas Israel. Sumber diplomatik Prancis menyatakan bahwa pihak keamanan Israel mengetahui bahwa kedua pejabat tersebut berasal dari konsulat Prancis dan memiliki status diplomatik.
Kementerian Luar Negeri Israel menyatakan insiden itu terjadi karena adanya pertengkaran antara pasukan keamanan Israel dan dua penjaga keamanan Prancis. Kedua pejabat Prancis itu dibebaskan segera setelah mereka mengidentifikasi diri sebagai diplomat.
Baca Juga: Profil Israel Katz, Menteri Pertahanan Baru Israel Pengganti Yoav Galant yang Dipecat
Perselisihan ini terjadi di tengah hubungan diplomatik yang sudah tegang antara Prancis dan Israel akibat operasi militer Israel di Gaza dan Lebanon.
"Pelanggaran terhadap integritas situs yang berada di bawah tanggung jawab Prancis ini berpotensi merusak hubungan yang telah saya bangun dengan Israel, padahal kita semua perlu mendorong perdamaian di kawasan ini," ujar Menlu Barrot yang tampak kesal saat berbicara dengan wartawan di lokasi kejadian.