Video Pria Suruh Siswa SMA Menggonggong Berakhir Damai, Tapi Proses Hukum Tetap Berjalan

Ntvnews.id, Surabaya - Sebuah video seorang pria di Surabaya marah-marah terhadap seorang siswa SMA menjadi viral. Pria tersebut memerintahkan siswa itu untuk berlutut dan bahkan menggonggong di hadapannya, seperti dilansir dari tayangan video di akun Instagram @ini_surabaya.

Dalam video yang viral itu terlihat seorang siswa berpakaian seragam putih abu-abu tampak diintimidasi oleh seorang pria di hadapannya. Pria tersebut diduga merupakan orang tua dari seorang siswa di sekolah lain.

Siswa itu dipaksa untuk berlutut dan menggonggong oleh pria tersebut, sementara sekelompok orang di sekitar mereka tampak berusaha melerai. Insiden ini diketahui terjadi pada Jumat, 21 Oktober 2024 lalu di depan SMA Gloria 2 Surabaya.

 

 

 

View this post on Instagram

 

 

 

A post shared by ini surabaya (@ini_surabaya)

Pria yang memerintahkan siswa tersebut untuk menggonggong dikenal sebagai Ivan Sugianto, wali murid dari SMA Cita Hati. Kedua belah pihak yang terlibat konflik ini sudah bertemu, saling memaafkan, dan sepakat untuk berdamai.

Meski demikian, pihak korban menyatakan bahwa proses hukum tetap berjalan. Walaupun ia dan sejumlah pihak yang terlibat, termasuk pihak sekolah, sudah saling memaafkan dan berdamai.

Di sisi lain, perwakilan dari kelompok yang diduga terlibat dalam keributan tersebut, Nouke cs, menyampaikan bahwa sudah ada kesepakatan damai dengan sekolah terkait. Ia menegaskan bahwa kehadirannya di lokasi bertujuan untuk mencegah pertikaian, bukan memperkeruh situasi.

Pengusaha di Surabaya Suruh Murid Sujud Minta Maaf gegara ejek anaknya (Instagram @indoviral8)

Sementara itu, konsultan hukum SMA Gloria 2 Surabaya, Sudiman Sidabukke, juga memastikan bahwa proses hukum terhadap kasus ini tetap berjalan. Pihaknya melaporkan Ivan Sugianto, yang merupakan wali murid SMA Cita Hati dengan inisial EMS.

Laporan tersebut tercatat dalam surat tanda terima laporan/pengaduan masyarakat dengan nomor LPM/1121/X/2024/SPKT/POLRESTABES SURABAYA, yang dilakukan oleh seorang guru berinisial LSP atas dugaan ancaman dengan kekerasan.