Ntvnews.id, Jakarta - Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) mengungkapkan bahwa sekitar 300 pekerja migran Indonesia (PMI), terutama yang bekerja sebagai tenaga perawat, ditargetkan untuk diberangkatkan ke Jerman melalui skema kerja sama antar pemerintah (G-to-G).
"Program triple win dengan skema G-to-G di Jerman ini memberi peluang baru bagi para lulusan pendidikan keperawatan, baik D3, D4, S1 Ners, maupun Magister Keperawatan, untuk bekerja secara internasional dengan mendapatkan perlindungan penuh dari pemerintah Indonesia dan Jerman," ujar Wakil Menteri P2MI, Dzulfikar Ahmad Tawalla, dalam acara Joint Committee Meeting (JCM) Indonesia-Jerman 2024, dikutip dari Antara, Selasa, 12 November 2024.
Wakil Menteri P2MI menyatakan bahwa permintaan terhadap tenaga kesehatan terus meningkat, dengan proyeksi kebutuhan tenaga kesehatan di seluruh dunia mencapai 13 juta orang pada tahun 2030.
"Di sisi lain, Indonesia mengalami surplus jumlah perawat. Pada 2024, tercatat ada 696.217 perawat di Indonesia, yang menjadi faktor pendorong sekaligus peluang bagi mereka yang ingin bekerja sebagai tenaga migran, khususnya dalam bidang keperawatan," jelas Dzulfikar.
Ia juga menambahkan bahwa Jerman sangat membutuhkan tenaga kerja asing, termasuk perawat dari Indonesia, serta pekerja di sektor perhotelan dan konstruksi. "Saat ini, sudah ada 196 perawat yang diberangkatkan ke Jerman," ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, Dzulfikar juga mengungkapkan tantangan yang dihadapi oleh para perawat Indonesia, terutama terkait penguasaan bahasa Jerman. Ia mengungkapkan bahwa pemerintah tengah berupaya untuk mempercepat pelatihan bahasa Jerman bagi tenaga kerja kesehatan yang akan diberangkatkan.