Ngeri! Korea Utara Bisa Terlibat Perang sama Ukraina Gara-gara Ini

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 12 Nov 2024, 18:31
Tasya Paramitha
Penulis & Editor
Bagikan
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, telah menandatangani perjanjian pertahanan dengan Rusia yang memungkinkan Korea Utara mengirim pasukannya untuk membantu Rusia dalam konflik dengan Ukraina.  Menurut laporan dari kantor berita resmi Korea Utara, KCNA, pada hari Selasa, perjanjian "kemitraan strategis komprehensif" dengan Rusia telah disahkan oleh pemimpin Korea Utara tersebut pada hari sebelumnya.  Perjanjian ini akan mulai diberlakukan setelah kedua negara saling bertukar dokumen ratifikasi.  Laporan KCNA menyebutkan bahwa Kim Jong Un dan Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani perjanjian tersebut pada bulan Juni di Pyongyang. Kesepakatan ini mencakup bantuan militer jika salah satu pihak diserang.  Sejak perjanjian tersebut disepakati, Korea Utara dan Rusia telah memperkuat kerja sama militer mereka ke tingkat yang lebih tinggi.  Perjanjian pertahanan ini memicu spekulasi bahwa pasukan Korea Utara mungkin segera terlibat langsung dalam konflik Rusia-Ukraina.  Menanggapi hal ini, seorang pejabat dari Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengonfirmasi bahwa Korea Utara dan Rusia telah menyelesaikan semua prosedur ratifikasi perjanjian dan kini hanya menunggu pertukaran dokumen resmi ratifikasi.  Menurut pejabat Korea Selatan yang berbicara secara anonim tersebut, Korea Utara dan Rusia mungkin menyesuaikan waktu pertukaran dokumen ratifikasi dengan beberapa faktor, termasuk pemilihan presiden Amerika Serikat.  Ini membuka kemungkinan bahwa kedua negara dapat mengaitkan perjanjian tersebut dengan penempatan pasukan Korea Utara di Rusia.  Pemerintah Amerika Serikat telah mengonfirmasi bahwa sekitar 10.000 tentara Korea Utara telah dikerahkan ke garis depan di wilayah Kursk, Rusia, dan berpotensi terlibat dalam pertempuran melawan pasukan Ukraina.  Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin menyebutkan kemungkinan untuk menggelar latihan militer bersama antara Rusia dan Korea Utara sebagai bentuk peningkatan kerja sama militer, menurut kantor berita Rusia, TASS. Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, telah menandatangani perjanjian pertahanan dengan Rusia yang memungkinkan Korea Utara mengirim pasukannya untuk membantu Rusia dalam konflik dengan Ukraina. Menurut laporan dari kantor berita resmi Korea Utara, KCNA, pada hari Selasa, perjanjian "kemitraan strategis komprehensif" dengan Rusia telah disahkan oleh pemimpin Korea Utara tersebut pada hari sebelumnya. Perjanjian ini akan mulai diberlakukan setelah kedua negara saling bertukar dokumen ratifikasi. Laporan KCNA menyebutkan bahwa Kim Jong Un dan Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani perjanjian tersebut pada bulan Juni di Pyongyang. Kesepakatan ini mencakup bantuan militer jika salah satu pihak diserang. Sejak perjanjian tersebut disepakati, Korea Utara dan Rusia telah memperkuat kerja sama militer mereka ke tingkat yang lebih tinggi. Perjanjian pertahanan ini memicu spekulasi bahwa pasukan Korea Utara mungkin segera terlibat langsung dalam konflik Rusia-Ukraina. Menanggapi hal ini, seorang pejabat dari Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengonfirmasi bahwa Korea Utara dan Rusia telah menyelesaikan semua prosedur ratifikasi perjanjian dan kini hanya menunggu pertukaran dokumen resmi ratifikasi. Menurut pejabat Korea Selatan yang berbicara secara anonim tersebut, Korea Utara dan Rusia mungkin menyesuaikan waktu pertukaran dokumen ratifikasi dengan beberapa faktor, termasuk pemilihan presiden Amerika Serikat. Ini membuka kemungkinan bahwa kedua negara dapat mengaitkan perjanjian tersebut dengan penempatan pasukan Korea Utara di Rusia. Pemerintah Amerika Serikat telah mengonfirmasi bahwa sekitar 10.000 tentara Korea Utara telah dikerahkan ke garis depan di wilayah Kursk, Rusia, dan berpotensi terlibat dalam pertempuran melawan pasukan Ukraina. Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin menyebutkan kemungkinan untuk menggelar latihan militer bersama antara Rusia dan Korea Utara sebagai bentuk peningkatan kerja sama militer, menurut kantor berita Rusia, TASS. (Antara)

Ntvnews.id, Korea Utara - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, telah menandatangani perjanjian pertahanan dengan Rusia yang memungkinkan Korea Utara mengirim pasukannya untuk membantu Rusia dalam konflik dengan Ukraina.

Menurut laporan dari kantor berita resmi Korea Utara, KCNA, pada hari Selasa, 12 November 2024, perjanjian "kemitraan strategis komprehensif" dengan Rusia telah disahkan oleh pemimpin Korea Utara tersebut pada hari sebelumnya.

Perjanjian ini akan mulai diberlakukan setelah kedua negara saling bertukar dokumen ratifikasi. Demikian dilansir dari Antara.

Laporan KCNA menyebutkan bahwa Kim Jong Un dan Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani perjanjian tersebut pada bulan Juni di Pyongyang. Kesepakatan ini mencakup bantuan militer jika salah satu pihak diserang.

Sejak perjanjian tersebut disepakati, Korea Utara dan Rusia telah memperkuat kerja sama militer mereka ke tingkat yang lebih tinggi.

Perjanjian pertahanan ini memicu spekulasi bahwa pasukan Korea Utara mungkin segera terlibat langsung dalam konflik Rusia-Ukraina.

Menanggapi hal ini, seorang pejabat dari Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengonfirmasi bahwa Korea Utara dan Rusia telah menyelesaikan semua prosedur ratifikasi perjanjian dan kini hanya menunggu pertukaran dokumen resmi ratifikasi.

Menurut pejabat Korea Selatan yang berbicara secara anonim tersebut, Korea Utara dan Rusia mungkin menyesuaikan waktu pertukaran dokumen ratifikasi dengan beberapa faktor, termasuk pemilihan presiden Amerika Serikat.

Ini membuka kemungkinan bahwa kedua negara dapat mengaitkan perjanjian tersebut dengan penempatan pasukan Korea Utara di Rusia.

Pemerintah Amerika Serikat telah mengonfirmasi bahwa sekitar 10.000 tentara Korea Utara telah dikerahkan ke garis depan di wilayah Kursk, Rusia, dan berpotensi terlibat dalam pertempuran melawan pasukan Ukraina.

Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin menyebutkan kemungkinan untuk menggelar latihan militer bersama antara Rusia dan Korea Utara sebagai bentuk peningkatan kerja sama militer, menurut kantor berita Rusia, TASS.

x|close