Ntvnews.id, Washington DC - Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, dikabarkan telah menelepon Presiden Rusia Vladimir Putin, meminta agar Rusia mengurangi intensitas serangan ke Ukraina.
Dilansir dari AFP, Rabu, 13 November 2024, Trump melakukan panggilan ini dari kediamannya di Mar-a-Lago, Florida, pada Kamis, 7 November, hanya beberapa hari setelah mengalahkan kandidat Demokrat, Kamala Harris.
Steven Cheung, Direktur komunikasi Trump, tidak membenarkan atau menyangkal adanya percakapan tersebut dan menegaskan bahwa pihaknya tidak mengomentari panggilan telepon pribadi antara Trump dan pemimpin negara lainnya.
Baca Juga: Donald Trump Puji Prabowo: Luar Biasa yang Anda Lakukan di Indonesia, Saya Hormat!
The Washington Post, mengutip beberapa sumber anonim, melaporkan bahwa Trump mengingatkan Putin tentang kehadiran signifikan militer AS di Eropa dan mengisyaratkan ketertarikannya untuk melanjutkan pembicaraan guna mencari penyelesaian cepat atas perang di Ukraina.
Kemenangan Trump diprediksi membawa dampak besar pada konflik Ukraina yang berlangsung hampir tiga tahun. Trump sering menyatakan keinginannya agar perang ini segera berakhir dan mengkritik dana besar yang diberikan Washington kepada Kyiv.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, juga dilaporkan melakukan pembicaraan dengan Trump pada Rabu, dengan Elon Musk turut serta dalam panggilan tersebut. Pemerintahan Presiden Joe Biden, yang akan segera berakhir, mengonfirmasi bahwa mereka akan mengirimkan bantuan maksimal ke Ukraina sebelum Trump dilantik pada 20 Januari mendatang.
Penasihat Keamanan Nasional Biden, Jake Sullivan, menyatakan bahwa Gedung Putih ingin memperkuat posisi Ukraina di medan perang untuk meningkatkan posisi mereka di meja perundingan. Bantuan ini mencakup penggunaan sisa dana senilai USD 6 miliar untuk Ukraina.
Kremlin memberikan respons positif atas kemenangan Trump. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyebut sinyal dari Trump sebagai positif karena ia berbicara mengenai perdamaian, bukan konfrontasi.
Baca Juga: Putin Ucapkan Selamat, Donald Trump Berikan Respons Tak Terduga!
Selama kampanyenya, Trump berjanji untuk segera mengakhiri perang di Ukraina meski tidak merinci caranya. Ia dan sekutunya mengkritik pendanaan AS untuk Ukraina, dengan insinuasi bahwa hal tersebut memperkuat hubungan korup yang pro-perang antara perusahaan pertahanan dan para pendukung kebijakan tersebut.
Donald Trump Jr., putra tertua Trump, membagikan klip di Instagram yang memperlihatkan Zelensky berdiri di samping Trump, dengan keterangan “Anda tinggal 38 hari lagi dari kehilangan tunjangan Anda.”
Untuk mencapai kesepakatan cepat, kemungkinan Ukraina harus menyerahkan sebagian wilayah di selatan dan timur yang telah dikuasai Rusia. Mantan penasihat Trump, Bryan Lanza, menyatakan bahwa Ukraina harus merelakan Krimea, yang diduduki Rusia sejak 2014, demi mengutamakan perdamaian dan menghentikan pertumpahan darah. Namun, tim transisi Trump menegaskan bahwa komentar Lanza tidak mewakili sikap resmi Trump.
Sekutu Eropa dan pemasok senjata seperti Inggris dan Prancis dikabarkan khawatir dengan kemungkinan langkah sepihak dari Trump. Zelensky menegaskan bahwa menyerahkan wilayah hanya akan membuat Rusia semakin berani dan mendorong lebih banyak agresi. Trump dilaporkan sempat menyinggung isu wilayah dalam pembicaraannya dengan Putin.