Ntvnews.id, Los Angeles - Rumah Menendez di Beverly Hills kini ramai dikunjungi sejak peluncuran dokumenter Netflix, membuat warga sekitar merasa terganggu.
Walaupun Los Angeles bukan kota wisata misteri, perilisan dokumenter seperti 'The Menendez Brothers' (2024) dan 'Monsters: The Jeffrey Dahmer Story' (2022) telah mengubah suasana.
Dilansir dari The Travel, Rabu, 13 November 2024, menyebut rumah bekas keluarga Menendez di Beverly Hills kini menjadi objek wisata, menarik bus dan mobil penuh pengunjung yang hanya ingin melihat bangunan tersebut.
Baca Juga: Disebut Rencanakan Pembunuhan Trump, Iran Bilang Ini
Terletak di Beverly Hills, California, rumah ini menjadi populer setelah dokumenter dirilis. CNN melaporkan bahwa turis dari berbagai negara seperti Argentina, Guatemala, Kolombia, dan Swedia, datang khusus untuk melihat tempat pembunuhan terkenal itu.
Namun, antusiasme ini tak disambut baik oleh warga sekitar. Seorang penduduk setempat mengungkapkan keinginannya agar keramaian segera usai, walaupun ia sadar bahwa situasi ini bisa berlangsung lama.
"Mungkin kita harus menunggu satu atau dua dekade hingga semuanya tenang, dan semoga tak ada dokumenter baru dalam 20 tahun mendatang," ujar warga tersebut.
Rumah mewah di Beverly Hills ini sudah berpindah tangan setelah 28 tahun sejak Menendez bersaudara dijatuhi hukuman. Rumah dengan luas 841,4 meter persegi dan tujuh kamar tidur itu terjual seharga USD 17 juta. Meski identitas pembeli dirahasiakan, video menunjukkan rumah ini sedang mengalami renovasi besar-besaran.
Selain itu, serial Netflix 'Monster: The Jeffrey Dahmer Story' juga membangkitkan minat terhadap kehidupan Jeffrey Dahmer dan tempat tinggalnya, di mana ia menyimpan 11 jenazah.
Baca Juga: Sidang PK, Jessica Wongso Minta Diputus Tak Bersalah di Kasus Pembunuhan Mirna
Dahmer dulunya tinggal di Apartemen 213 di 924 North 25th Street, Milwaukee, Wisconsin, yang kini sudah kosong setelah kompleks tersebut dibongkar setahun setelah kasus pembunuhan terungkap atas permintaan keluarga korban.
John Hopkins, wakil presiden komunikasi di Marquette pada waktu itu, menyatakan bahwa lahan tersebut tetap kosong karena belum ada pembeli, yang wajar mengingat sejarah kelamnya.
"Mengingat sejarahnya, mudah dipahami mengapa orang ragu untuk membeli tanah ini," katanya.
Rencana tugu peringatan pernah dibahas, tetapi Direktur Eksekutif Avenues West Association, June Moberly, merasa bahwa mengenang tragedi terus-menerus tidak akan membantu pemulihan kawasan itu.
"Itu adalah tragedi besar, namun terus mengingatnya tidak akan membantu lingkungan ini untuk bangkit," kata Moberly.