Korban Kekerasan dan Pelecehan Seksual, Retno Listyarti: Jangan Takut Lapor Polisi

NTVNews - 22 Mei 2024, 18:24
Adiantoro
Penulis & Editor
Bagikan
Ketua Dewan Pakar Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Retno Listyarti saat menjadi narasumber pada program NTV Today di Nusantara TV, Rabu (22/5/2024). Ketua Dewan Pakar Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Retno Listyarti saat menjadi narasumber pada program NTV Today di Nusantara TV, Rabu (22/5/2024).

Ntvnews.id, Jakarta - Pergaulan bebas anak anak zaman sekarang telah menjadi isu yang memicu perdebatan dikalangan masyarakat. 

Fenomena ini mencakup interaksi antara anak-anak dalam konteks yang bebas dari batasan sosial tradisional, dengan perkembangan teknologi, akses informasi dan perubahan sosial di zaman sekarang yang semakin canggih dan bebas akan berdampak pada anak anak.

Berbicara kekerasan seksual pada anak, nyatanya ini tidak hanya menyoal tindak pemerkosaan saja. Ada banyak bentuk pelecehan, seperti pelecehan verbal dan non verbal, serta pelecehan online.

Kekerasan seksual pada anak juga dapat terjadi di mana saja, bahkan bisa dilakukan oleh orang terdekat sekalipun. Segala bentuk kekerasan seksual pada anak dapat mengakibatkan kerugian fisik, psikologis dan sosial yang dapat dialami anak hingga dewasa.

Ketua Dewan Pakar Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Retno Listyarti mengatakan, orang tua yang anaknya mengalami kekerasan atau pelecehan seksual enggan untuk melapor ke pihak Kepolisian.

"Karena mereka menganggap itu aib. Kemudian mereka juga menganggap ini di dunia daring nggak akan terjadi. Padahal dampak psikologinya tetap terjadi pada anak-anak kita," ujar Retno saat menjadi narasumber pada program NTV Today di Nusantara TV, Rabu (22/5/2024).

Lebih lanjut, dia mengungkapkan, FSGI lebih mendorong pada pencegahan. Misalnya dengan mengedukasi anak-anak di sekolah ketika mereka berusia 13 tahun hingga 18 tahun. 

"Kami mendorong untuk pendidikan seksual, pendidikan kesehatan reproduksi, dan bahayanya seksualitas daring. Itu yang harus diberikan pada anak-anak kita. Karena biasanya usia 13 tahun ke atas ini mereka punya media sosial, suka curhat di media sosial, dan mereka lebih mendengarkan pendapat teman, sehingga masuk hal-hal negatif. Jadi bagi FSGI sebaiknya harus ada kerjasama semua pihak," sambungnya.

Menurut Retno, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sudah mengeluarkan delapan modul petunjuk untuk para orang tua, guru, dan masyarakat terkait penggunaan media sosial maupun internet secara tepat dan bermanfaat.

"Tapi kayaknya nggak dibaca. Masyarakat mungkin juga malas membaca, dibandingkan misalnya menggunakan aplikasi-aplikasi seperti video pendek di TikTok, video pendek di Instagram, atau media sosial lain. Mungkin harus diserbu bareng-bareng, karena nggak bisa juga mengandalkan orang tua, atau lingkungan saja, itu nggak bisa," cetus Retno. 

"Perlu bersama-sama perang melindungi anak-anak kita dari serangan dunia maya, terutama untuk kekerasan seksual," tambahnya.

Retno menegaskan, jika anak-anak sudah terlanjur menjadi korban kekerasan dan pelecehan seksual sebaiknya segera melapor ke pihak kepolisian.

"Hal ini akan membuat anak-anak kita aman. Kemudian dia juga belajar jika orang tuanya itu men-support, dan menekankan jika dia tidak salah, dan sebagai korban. Ini juga agar tidak ada korban lain juga, jadi kita ngelindungin anak-anak yang lain."

"Selanjutnya meminta bantuan psikologi. Jadi jangan bilang 'anak saya tetap ketawa-ketawa dan ceria', jangan seperti itu. Bagaimanapun itu akan tersimpan dalam pikiran dan juga otaknya dalam jangka panjang. Jadi mintalah bantuan psikolog, karena biasanya dampaknya akan beda-beda pada setiap anak. Kalau ternyata berat di anak kita, maka tentu lebih lama terapinya, tapi kalau tidak, biasanya akan lebih cepat," imbuhnya.

Sementara itu, bagi yang kesulitan keuangan untuk mendapatkan pendampingan psikolog, Retno mengatakan, terdapat fasilitas yang disediakan pemerintah daerah.

"Saat ini Pemerintah Daerah melalui Pusat Perlindungan Perempuan dan Anak dari korban kekerasan itu sudah ada di semua daerah. Itu bisa diakses secara gratis. Mungkin ini bisa membantu para orang tua yang anak-anaknya saat ini sedang menjadi korban dan malu untuk meminta pertolongan. Jangan malu, singkirkan rasa malu itu, carilah pertolongan untuk anak-anak Anda agar tumbuh kembangnya itu tidak terganggu," tukas Retno.

 

x|close