Ada Stiker Pasukan Khusus Tentara Amerika di HP Prabowo saat Ditelepon Donald Trump, Punya Siapa?

Ntvnews.id, Jakarta - Presiden Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto, baru saja menerima kejutan yang tak terduga dari pemimpin baru Amerika Serikat. Donald Trump yang baru saja terpilih kembali sebagai Presiden Amerika Serikat, menghubungi Prabowo lewat telepon.

Momen percakapan kedua petinggi negara itu diabadikan dalam sebuah unggahan video. Dalam sebuah video yang dibagikan, Presiden Prabowo memperlihatkan momen bersejarah ketika dirinya dan Trump berkomunikasi melalui telepon genggam.

"Senang bisa langsung terhubung dengan Presiden Terpilih Donald Trump untuk memberikan ucapan selamat atas kemenangannya sebagai Presiden Amerika Serikat ke-47. Saya berharap untuk mempererat kolaborasi antara kedua negara besar kita dan membahas lebih banyak peluang produktif di masa depan," tulis Prabowo di akun Instagram pribadinya.

Presiden Prabowo Subianto (Instagram Prabowo)

Dari momen bersejarah ini, ada satu hal menarik yang menjadi perhatian banyak netizen, Presiden Prabowo terlihat menggunakan ponsel yang bagian belakangnya dihiasi stiker lambang pasukan khusus militer Amerika Serikat, tepatnya lambang Ranger.

Ranger adalah pasukan elite US Army yang telah terlibat dalam berbagai misi besar. Karena itu, pertanyaan pun muncul, apakah ponsel berlambang Ranger tersebut benar-benar milik Presiden Prabowo atau milik orang terdekatnya.

Namun, kemungkinan besar ponsel itu sebenarnya milik Sekretaris Kabinet, Mayor Inf Teddy Indra Wijaya, yang selalu mendampingi Presiden Prabowo, baik saat ia menjabat sebagai Menteri Pertahanan hingga sekarang sebagai Presiden RI.

Prabowo Saat Ditelepon Donald Trump (Instagram)

Sebagai informasi, Mayor Teddy adalah salah satu dari sedikit orang di Indonesia yang memiliki brevet Ranger, yang ia peroleh sekitar empat tahun lalu saat menjalani pelatihan di pangkalan militer Fort Benning, Georgia, Amerika Serikat.

Brevet Ranger ini bukan prestasi sembarangan, bahkan bagi tentara Amerika sekalipun. Di Indonesia, hanya sejumlah kecil prajurit TNI yang memilikinya, termasuk mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.