Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga) serta Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Wihaji, menekankan pentingnya peran ayah secara psikologis dalam mendukung ibu dan anak.
"Tidak jarang ada pandangan bahwa peran ayah hanya terbatas pada mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, namun seringkali peran tersebut mengabaikan kebutuhan psikologis dan emosional keluarga, terutama sebagai seorang ayah," ujar Wihaji, seperti dikutip dari akun Instagram resmi @bkkbnofficial di Jakarta pada Selasa.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Wihaji dalam rangka memperingati Hari Ayah Nasional yang diperingati hari ini.
"Waktu ini, ayah sangat dibutuhkan untuk hadir saat istri hamil, memberikan perhatian pada kesehatan kehamilan dan memastikan gizi yang tepat untuk ibu hamil, serta banyak hal lainnya," jelasnya.
Ia menambahkan bahwa ketika istri melahirkan, kehadiran ayah sangat penting untuk memahami perasaan batin dan kebutuhan sang ibu.
"Saat istri melahirkan, ayah harus hadir untuk memberikan dukungan, memahami perasaan batin ibu, dan terlibat dalam perawatan setelah kelahiran, bukan hanya menyediakan uang untuk membeli susu, karena kebutuhan hari ini sudah lebih kompleks," terangnya.
Baca juga : Wamen P2MI Harap Lembaga Pendidikan Adopsi Kurikulum Bahasa Jerman
Wihaji juga menekankan bahwa meskipun anak masih bayi dan belum bisa berbicara, ayah tetap diperlukan untuk hadir memberikan perhatian fisik dan emosional.
"Meski bayi belum bisa bicara, mereka bisa merasakan dan membutuhkan perhatian fisik serta emosional. Ayah harus hadir, apalagi selama 1.000 hari pertama kehidupan anak, terutama saat ibu menyusui," ungkapnya.
Sebagai pemimpin keluarga, Wihaji mengingatkan ayah untuk memastikan ibu dapat menyusui dengan lancar, sehingga anak mendapatkan haknya untuk menerima ASI.
Ketika anak menginjak usia satu tahun, Wihaji menekankan pentingnya peran ayah untuk aktif mengantar anak ke posyandu. "Pada tahun pertama kehidupan anak, ayah harus terlibat, misalnya dengan membawa anak ke posyandu untuk pemeriksaan rutin," katanya.
Ia juga mengingatkan bahwa dalam membangun rumah tangga, ayah dan ibu harus berbagi peran. Ayah tidak boleh hanya menyerahkan segala tugas kepada ibu sebagai ibu rumah tangga.
Baca juga : Honda Catatkan Penjualan Mobil 8.048 Unit pada Oktober 2024, Didorong 3 Model SUV
"Wanita bukan objek semata, begitu juga ibu atau istri. Pembangunan rumah tangga adalah tanggung jawab bersama," tambah Wihaji
Wihaji mengajak seluruh ayah untuk lebih memahami peran mereka, berkolaborasi dalam membesarkan anak, dan memastikan generasi mendatang tumbuh sehat dan cerdas.
"Meskipun hal ini mudah untuk dibicarakan, tetapi mempraktikkannya memang tidak selalu mudah. Namun, itu bukan hal yang mustahil. Dengan belajar sambil berjalan, langkah demi langkah, kita bisa menjalankannya. Ini adalah tanggung jawab ayah dan kebutuhan bagi anak," pungkas Wihaji.