Ntvnews.id, Jakarta - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) bekerja sama dengan pemerintah daerah, untuk memantau kondisi perkembangan anak laki-laki yang baru-baru ini dibawa ibunya ke kantor polisi di Gorontalo.
Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak KemenPPPA, Nahar, menyampaikan pihaknya telah meminta tim dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinas PPPA) setempat untuk menangani kasus ini.
"Kami telah meminta Dinas PPPA Gorontalo untuk membantu menangani situasi ini," ujar Nahar, dilansir dari Antara, Rabu 13 November 2024.
Baca Juga : Viral Video Remaja Gorontalo Nangis Histeris Saat Dibawa ke Kantor Polisi oleh Ibunya Gegara Nakal
Nahar menjelaskan Dinas PPPA diminta untuk melakukan asesmen terhadap anak dan orang tuanya, agar dapat ditindaklanjuti dengan langkah-langkah penanganan yang tepat.
"Kami berharap asesmen profesional dapat dilakukan untuk mengidentifikasi akar masalah yang dihadapi, apakah ada faktor psikologis atau keterbatasan dari kedua pihak, baik anak maupun orang tua," tambahnya.
KemenPPPA Nahar (Antara)
Dengan memahami penyebab utama permasalahan, KemenPPPA berharap dapat memberikan penanganan yang sesuai dengan kebutuhan anak.
Selain itu, KemenPPPA menegaskan bahwa pola asuh yang melibatkan ancaman, seperti membawa anak ke kantor polisi, tidak dibenarkan karena dapat berdampak buruk pada perkembangan emosional anak.
“Dengan cara menakut-nakuti atau mengancam anak yang justru dapat menjadi beban psikis anak dan berpotensi terjadinya kekerasan terhadap anak," ujar Nahar.
Selain itu, perilaku anak bisa cenderung mengarah pada penghindaran atau kepatuhan yang hanya bersifat sementara.
Baca Juga: Kabar Terkini Guru dan Siswi yang Viral Lagi Wikwik di Gorontalo Disebut Sudah Menikah, Benarkah?
"Anak mungkin hanya menghindari perilaku buruk untuk menghindari ancaman, bukan karena mereka memahami nilai dari perilaku yang baik," ungkapnya.
Nahar juga menjelaskan bahwa anak yang sering diancam dapat terhambat dalam mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah secara positif dan konstruktif.
Sebaliknya, anak perlu diajarkan cara-cara yang sehat untuk menghadapi konsekuensi dari perbuatan mereka serta cara-cara untuk mengatur diri sendiri.
Sebelumnya, media sosial dihebohkan dengan sebuah kejadian di Gorontalo, di mana seorang ibu membawa anak laki-lakinya yang berinisial ST (18) ke kantor polisi.
Tindakan tersebut dilakukan sang ibu karena anaknya sulit diatur dan sering melawan. Anak tersebut pun terlihat menangis dan meminta maaf kepada ibunya.