Ntvnews.id, Riyadh - Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS), mengutuk aksi Israel di Gaza, menyebut bahwa tindakan Israel di sana setara dengan genosida.
Dilansi dari Al Arabiya, Kamis, 14 November 2024, pernyataan ini keluar ketika MBS berbicara dalam sebuah pertemuan puncak para pemimpin Muslim dan Arab. MBS juga mengkritik serangan Israel terhadap Lebanon dan Iran.
"Kerajaan mengulangi kecamannya dan menolak tegas genosida kolektif yang dilakukan Israel terhadap Palestina," ujar MBS.
Baca Juga: Momen Wamenlu Anis Berbahasa Arab Minta Israel Dikeluarkan dari PBB
Pernyataan keras dari MBS ini menjadi salah satu kritik paling tajam yang pernah dikeluarkan Arab Saudi sejak awal perang Gaza.
Selain itu, Arab Saudi memperingatkan Israel untuk tidak menyerang wilayah Iran. Pemimpin de facto Saudi ini juga menyerukan, bersama para pemimpin lainnya, agar Israel menarik diri sepenuhnya dari Tepi Barat dan Gaza, Palestina.
Israel Dituding Sebabkan Kelaparan di Gaza
Menteri Luar Negeri Arab Saudi menyatakan bahwa konflik di Gaza berlarut karena "kegagalan masyarakat internasional." Dia juga menuduh Israel menciptakan krisis kelaparan di wilayah tersebut.
"Kegagalan utama masyarakat internasional adalah untuk mengakhiri konflik secara langsung dan menghentikan agresi Israel," ujar Menlu Saudi, Pangeran Faisal Bin Farhan Al-Saud.
Israel menyatakan bahwa perang di Gaza adalah respons terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang mengakibatkan 1.200 korban jiwa dan penyanderaan 251 orang. Israel melancarkan serangan yang diklaim bertujuan untuk menghancurkan Hamas, tetapi serangan ini telah menyebabkan lebih dari 43.400 korban jiwa di Gaza.
Baca Juga: Gak Disangka! Topik Ini Jadi Obrolan PM Israel Netanyahu dengan Trump
Laporan Kantor Hak Asasi Manusia PBB menunjukkan bahwa hampir 70% korban tewas selama enam bulan terakhir di Gaza adalah perempuan dan anak-anak. Para pemimpin dalam pertemuan tersebut turut mengecam "serangan berkelanjutan" Israel terhadap staf dan fasilitas PBB di Gaza.
Bulan lalu, Knesset mengesahkan undang-undang yang melarang badan pengungsi Palestina PBB, UNRWA, beroperasi di Israel dan Yerusalem Timur. Israel menuduh badan tersebut berkolusi dengan Hamas.
Beberapa negara, termasuk Amerika Serikat dan Inggris, menyatakan kekhawatiran mendalam terhadap langkah tersebut, karena akan membatasi kemampuan UNRWA untuk mendistribusikan bantuan ke Gaza.
Pertemuan puncak ini juga digelar setelah Donald Trump kembali ke Gedung Putih. Para pemimpin di Timur Tengah menyadari kedekatan Trump dengan Israel, namun mereka juga memiliki hubungan baik dengannya.
Negara-negara Teluk berharap Trump dapat memanfaatkan pengaruhnya dan kemampuannya dalam membuat kesepakatan untuk mengakhiri konflik di wilayah tersebut. Di Arab Saudi, Trump dipandang lebih positif dibandingkan Presiden AS Joe Biden, meskipun rekam jejaknya di Timur Tengah cukup beragam.