Unggul di Survei SMRC, Begini Reaksi Pramono Anung

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 14 Nov 2024, 08:30
Moh. Rizky
Penulis
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Pramono Anung Pramono Anung (YouTube KPU Jakarta)

Ntvnews.id, Jakarta - Hasil survei terbaru Pilkada Jakarta 2024, elektabilitas Pramono Anung dan Rano Karno unggul dari pasangan Ridwan Kamil (RK)-Suswono serta Dharma Pongrekun-Kun Wardana. Ini merupakan hasil survei Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).

Pramono-Rano meraih tingkat keterpilihan 46% sementara RK-Suswono meraih 39,1%, kemudian Dharma-Kun 5,1%.

Pramono mengaku takkan ada upaya kampanye yang ia rubah menyikapi hasil survei SMRC yang mengunggulkan dirinya.

"Jadi, saya tetap akan secara khusus bekerja seperti biasa. Bersosialisasi, tidak mengurangi jadwal saya," ujar Pramono di Karet Kuningan, Jakarta, Rabu (13/11/2024).

Pramono yakin bisa merangkul 9,8% undecided voters, atau pemilih yang belum menentukan pilihannya. Sehingga ia bisa memenangi Pilkada Jakarta 2024.

Menurut dia, kerja keras selama kampanye akan membuahkan hasil yang maksimal.

"Saya yakin kalau kemudian mungkin nanti 9,8 undecided voters itu lihat saya yang capek-capek kayak gini, kasihan lah. Kok mau-maunya gitu, dikasihani. Akhirnya mereka memilih saya," jelas dia.

Sebelumnya, Ridwan Kamil menanggapi hasil survei SMRC yang tak mengunggulkan dirinya.

"Saya selalu jawabnya sama aja ya, kalau bagus, seperti dulu pernah ada surveinya, kita terus blusukan terus. Kalau kurang, kita dobel-dobel semangatnya dan lain sebagainya," ujar Ridwan Kamil di Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (13/11/2024).

Menurut dia, hasil survei bukanlah penentu takdir. Ia menilai, tak selamanya hasil survei elektabilitas memiliki hasil yang sama dengan raihan Pemilu.

Pengalaman yang ada juga telah membuktikan hal tersebut. Ia meyakini pasangan Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) bakalan menang satu putaran.

"Saya kira, tidak selalu yang namanya survei sebagai penentu takdir, mudah-mudahan hasil akhir kita tetap menang di satu putaran," kata dia.

"Jadi poinnya adalah, survei bukan penentu takdir, dari hasil sejarah kan membuktikan, survei berapa hasil berapa, yang penting jadi evaluasi aja," imbuhnya.

x|close