Ntvnews.id, Korsel - Menteri Unifikasi Korea Selatan, Kim Yung-ho, menegaskan bahwa aliansi strategis antara Korea Selatan dan Amerika Serikat akan tetap kokoh di bawah kepemimpinan Presiden terpilih Donald Trump.
Bahkan, kemitraan trilateral dengan Jepang juga dipastikan akan terus solid. Pernyataan ini disampaikan pada Kamis, 14 November 2024 dalam diskusi yang diadakan di Universitas Yonsei, Seoul, sekitar sepekan setelah Trump terpilih kembali sebagai Presiden AS untuk masa jabatan kedua dengan visi “America First.”
Kim Yung-ho menekankan bahwa perubahan kepemimpinan politik di AS tidak akan mempengaruhi hubungan erat yang telah terjalin antara Korea Selatan dan Amerika Serikat selama lebih dari tujuh dekade.
Donald Trump (Biography.com)
"Meskipun ada perubahan dalam kepemimpinan politik, aliansi kuat Korea Selatan-AS yang telah bertahan selama 71 tahun, tidak akan goyah," kata Kim yang dibacakan Wakil Menteri Kim Soo-Kyung, dikutip dari Antara.
Menurutnya, kedekatan ini didasari oleh nilai-nilai bersama, seperti kebebasan dan hak asasi manusia, serta komitmen untuk mencapai perdamaian dan kemakmuran bersama di kawasan Asia Timur.
Selain hubungan bilateral dengan AS, Kim Yung-ho juga menyoroti kemitraan trilateral yang melibatkan Jepang. Kerja sama ini semakin diperkokoh melalui KTT Camp David pada Agustus 2023, yang melibatkan pemimpin ketiga negara. Kim menyebut kemitraan ini sebagai landasan penting bagi stabilitas kawasan dan upaya unifikasi Korea di masa depan.
Korea Selatan. (Pixabay)
Dalam pidatonya, Kim Yung-ho menekankan pentingnya dukungan internasional bagi proses unifikasi Korea yang didasarkan pada prinsip demokrasi dan kebebasan. Pemerintah Korea Selatan berkomitmen untuk bekerja lebih keras dalam membangun solidaritas global guna mewujudkan Korea yang bersatu dan damai.
Penegasan dari Kim Yung-ho ini memberikan sinyal positif bahwa kebijakan luar negeri “America First” di masa kepemimpinan kedua Trump tidak akan mengganggu stabilitas aliansi strategis antara Korea Selatan, AS, dan Jepang.
Aliansi ini diharapkan dapat terus memainkan peran penting dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di Asia Timur serta mendukung tujuan jangka panjang, termasuk reunifikasi Semenanjung Korea.
Dengan kehadiran sekutu yang solid, Korea Selatan optimistis dalam menghadapi tantangan regional sekaligus membangun masa depan yang damai di Asia Timur.