Ntvnews.id, Flores Timur - Di tenda pengungsian di Desa Kobasoma, Kecamatan Tetihena, Kabupaten Flores Timur, pada hari Kamis, 14 November 2024, air mata seorang anak pengungsi, korban erupsi Gunung Lewotobi, tumpah saat ia menyanyikan lagu bertema rindu rumah.
Seorang anak laki-laki bernama Cino Tobi, yang terdampak letusan gunung, terbawa perasaan saat membawakan lagu "Rindu Rumah" yang dipopulerkan oleh Wizz Baker. Suasana menjadi emosional ketika ia tampil di depan anak-anak pengungsi lainnya dan Istri Kapolri, Julianti Sigit.
Dalam video di akun TikTok @_viralllll_05, Cino mengawali nyanyiannya dengan tenang. Namun, ketika sampai pada bagian lirik “Rindu Rumah Aku Rindu Pulang,” suaranya mulai terdengar terisak. Ia berhenti sebentar, menghapus air mata dengan tangannya.
Gunung Lewotobi Laki-laki (Antara)
Melihat situasi ini, Julianti yang berada di dekatnya mendekati Cino, berlutut di sisinya dan dengan lembut mengusap air matanya. Tangisan Cino menyentuh hati banyak orang yang menyaksikan, termasuk anak-anak lain dan para orang tua yang hadir di tenda tersebut.
Bahkan, seorang jurnalis bernama Arnold Welianto tidak bisa menahan tangisnya. Kamera yang ia pegang sempat ia turunkan untuk mengusap wajahnya yang basah. Saat Cino tak bisa melanjutkan nyanyian, teman-temannya secara bersama-sama meneruskan lagu itu.
Setelah momen haru tersebut, Cino kembali ceria dan tetap berada di dekat Julianti. Suasana semakin hangat ketika Julianti mengajak anak-anak berbalas pantun, dan Cino dengan cepat turut melontarkan pantun lucu bersama teman-temannya.
Kunjungan Julianti dan rombongan ke posko pengungsian ini bukan hanya membawa bantuan berupa makanan, mainan, dan buku untuk anak-anak, tetapi juga bertujuan memberikan hiburan sebagai bagian dari upaya trauma healing bagi mereka yang terdampak bencana.
Bocah Pengungsi Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki (TikTok)
Theresia Ose Boleng Tukan (53), Kepala SDN Bawalatang di mana Cino bersekolah, menjelaskan bahwa lagu “Rindu Rumah” memang sering dinyanyikan oleh Cino. Lagu itu selalu mengingatkannya pada orang tua yang merantau untuk bekerja.
Cino telah lama tinggal bersama neneknya di Nawokote karena orang tuanya tidak pulang. “Dia anak yang cerdas, tapi itulah, orang tuanya masih merantau. Setiap kali menyanyikan lagu itu, dia selalu menangis,” ucap Theresia kepada wartawan di posko pengungsian, dilansir RRI.
Selama kunjungan tersebut, Julianti Sigit Prabowo dan rombongan tak hanya memberikan bantuan berupa makanan, mainan, dan buku bacaan untuk anak-anak, tetapi juga memberikan hiburan sebagai bagian dari upaya trauma healing.