Menteri Arifah Fauzi: Pahlawan Nasional Perempuan Itu Banyak Tapi Belum Terdata

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 15 Nov 2024, 12:30
Akbar Mubarok
Penulis
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Menteri PPPA Arifah Fauzi ditemui di sela acara Menteri PPPA Arifah Fauzi ditemui di sela acara (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi, menyatakan pentingnya upaya yang lebih intensif dalam memperkenalkan narasi tentang pahlawan perempuan. Hal ini diharapkan dapat mendorong lebih banyak tokoh perempuan untuk dikenal dan diangkat sebagai pahlawan nasional di masa depan.

Menurutnya, Indonesia memiliki banyak tokoh perempuan yang telah memberikan kontribusi besar bagi perjuangan bangsa, namun banyak di antaranya yang belum tercatat atau dikenal oleh publik. Untuk itu, ia mengajak semua pihak untuk menggali dan memperkenalkan kisah-kisah mereka.

"Harus kerja keras untuk dinarasikan, jadi memang pahlawan nasional yang perempuan itu sebenarnya banyak banget tapi mungkin belum terdata," katanya, dilansir dari Antara, Jumat 15 November 2024.

Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) baru-baru ini mengenalkan tiga tokoh perempuan yang dianggap layak diangkat sebagai pahlawan nasional. Ketiga tokoh tersebut adalah Ratu Ageng Tegalrejo, SK Trimurti, dan RA Soetartinah.

Ratu Ageng Tegalrejo, istri Sultan Hamengkubuwono I, dikenal karena perannya dalam membentuk Korps Srikandi Kesultanan yang dikenal dengan nama Prajurit Esti Langenkusumo, yang turut memperkuat perjuangan Pangeran Diponegoro. Selain itu, Ratu Ageng juga mengasuh Pangeran Diponegoro, yang merupakan cicitnya dan putra Sultan Hamengkubuwono III.

SK Trimurti, seorang wartawan dan aktivis buruh, adalah Menteri Perburuhan pertama Indonesia. Sebagai pejuang kemerdekaan, ia menerima berbagai penghargaan, termasuk Satya Lencana Perjuangan Kemerdekaan, Mahaputera, serta Perintis Kemerdekaan.

Sementara itu, RA Soetartinah, yang juga istri Ki Hajar Dewantara, merintis organisasi Wanita Taman Siswa untuk memajukan pendidikan bagi perempuan. Ia juga menggantikan suaminya sebagai pemimpin Persatuan Taman Siswa setelah Ki Hajar Dewantara wafat.

x|close