Ntvnews.id, Jakarta - Jensen Huang, CEO Nvidia dan salah satu orang terkaya di dunia, baru-baru ini terlihat menikmati momen santai di Jakarta. Meskipun memiliki kekayaan yang diperkirakan mencapai Rp 2.000 triliun, Huang memilih untuk makan di sebuah warung kaki lima di kawasan Blok M, Jakarta Selatan.
Bersama Vikram Sinha, CEO Indosat Ooredoo Hutchison, Huang menikmati hidangan khas Jakarta yang cukup terkenal, yaitu gulai tikungan atau yang lebih akrab disapa "gultik."
Penasaran dengan sosok Jensen Huang ini? Mari simak ulasan profil singkatnya di bawah, dilansir dari berbagai sumber.
Jensen Huang (kiri), Najwa Shihab (tengah), dan Vikram (kanan) (Instagram)
Jensen Huang, pendiri sekaligus CEO NVIDIA, adalah salah satu tokoh teknologi paling berpengaruh di dunia saat ini. Melalui visi dan kepemimpinannya, NVIDIA berhasil menjadi pelopor dalam pengembangan Graphics Processing Unit (GPU), teknologi yang menjadi tulang punggung berbagai aplikasi modern, termasuk gaming dan kecerdasan buatan (AI).
GPU NVIDIA bahkan menjadi bagian penting dalam platform AI seperti ChatGPT, yang menggunakan kemampuan komputasi tinggi dari chip NVIDIA untuk memproses miliaran data dalam waktu singkat.
Lahir pada 17 Februari 1963 di Taipei, Taiwan, Jensen Huang pindah bersama keluarganya ke Amerika Serikat pada usia tiga tahun. Mereka menetap di Oregon, tempat Huang tumbuh dan menemukan minat besar dalam bidang teknologi.
Huang menunjukkan bakat luar biasa dalam matematika dan sains sejak usia muda. Kecintaannya pada teknologi membawanya melanjutkan pendidikan di Oregon State University, di mana ia meraih gelar sarjana teknik elektro.
Selain meraih ilmu, Huang juga menemukan cinta sejatinya di kampus tersebut. Lori Milis, istrinya, adalah satu-satunya mahasiswi teknik elektro di universitas tersebut pada saat itu. Kini, mereka telah menikah lebih dari 30 tahun.
Jensen Huang (Nvidia)
Setelah lulus, Huang melanjutkan pendidikan ke Stanford University dan meraih gelar Master di bidang teknik elektrik. Di sana, ia mendalami teknologi komputer dan semikonduktor, yang kelak menjadi dasar dari kesuksesannya mendirikan NVIDIA.
Pada 1993, bersama dua rekannya, Chris Malachowsky dan Curtis Priem, Huang mendirikan NVIDIA. Awalnya, perusahaan ini berfokus pada pembuatan chip grafis untuk komputer pribadi dan video game.
Titik balik terjadi pada 1997, ketika NVIDIA merilis RIVA TNT, GPU pertama mereka yang berhasil menjadi inovasi besar dalam dunia komputasi grafis. Produk ini membawa NVIDIA ke panggung global dan membuka jalan untuk pengembangan teknologi yang lebih canggih.
Di bawah kepemimpinan Jensen Huang, NVIDIA tidak hanya berfokus pada grafis. Pada 2012, NVIDIA mulai mengembangkan chip yang dapat digunakan untuk pembelajaran mesin dan kecerdasan buatan.
GPU buatan NVIDIA kini menjadi komponen utama dalam pusat data, cloud computing, dan proyek AI besar-besaran. Produk NVIDIA digunakan oleh raksasa teknologi seperti Google, Microsoft, dan Amazon untuk menjalankan sistem berbasis AI, termasuk chatbot, analitik data, dan pengolahan gambar.
Hingga kini, NVIDIA terus memimpin inovasi teknologi global. Berkat visi Jensen Huang, perusahaan ini telah menjadi pionir dalam pengembangan GPU dan teknologi AI, yang mengubah cara dunia memanfaatkan teknologi komputasi.