Kemenkes Bicara Soal Lonjakan Kasus Dengue Sepanjang 2024, Begini Faktanya

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 16 Nov 2024, 23:35
Elma Gianinta Ginting
Penulis
Beno Junianto
Editor
Bagikan
lustrasi nyamuk pembawa DBD. ANTARA lustrasi nyamuk pembawa DBD. ANTARA

Ntvnews.id, Jakarta - Kementerian Kesehatan melaporkan adanya peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia hingga minggu ke-43 tahun 2024. Saat ini, tercatat sekitar 210.644 kasus dengan 1.239 kematian, sementara pada tahun 2023 hanya ada 114.720 kasus dengan 894 kematian.

"Data ini menunjukkan bahwa dengue masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia," ujar Plt Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Yudhi Pramono, dalam konferensi pers virtual di Jakarta, dilansir dari Antara, Kamis, 14 November 2024.

Yudhi menjelaskan bahwa sejak awal 2024, dunia menghadapi lonjakan kasus demam berdarah, tidak hanya di daerah endemik, tetapi juga di wilayah yang sebelumnya bebas dari penyakit tersebut.

"Lebih dari lima juta kasus demam berdarah dan lebih dari lima ribu kematian terkait dengan dengue telah dilaporkan di 80 negara. Peningkatan risiko penularan dengue ini dipengaruhi oleh fenomena El Nino dan perubahan iklim," ungkap Yudhi.

Baca juga: Kementan Soroti Kebutuhan Varietas Unggul Baru Untuk Tanam Padi di Lahan Payau

Untuk wilayah ASEAN, Yudhi menambahkan bahwa sekitar 219 ribu kasus telah dilaporkan, dengan Indonesia menjadi penyumbang terbesar dari total angka tersebut.

Berdasarkan data bulanan dari periode 2013 hingga 2024, tercatat bahwa kasus dengue paling banyak terjadi pada musim penghujan, yaitu mulai akhir Desember hingga Maret. Kasus menurun antara April hingga September, namun kembali meningkat pada musim hujan antara Oktober dan Desember.

Kementerian Kesehatan telah melakukan berbagai langkah untuk mencegah kejadian luar biasa terkait demam berdarah, salah satunya dengan mengkampanyekan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3 Plus dan gerakan satu rumah satu jumantik (petugas pemantau jentik).

Kedua inisiatif tersebut bertujuan untuk mencegah berkembang biaknya nyamuk, khususnya di tempat-tempat yang menjadi sarang mereka. Selain itu, kedua program ini menekankan pentingnya peran rumah tangga dalam pencegahan dan pengendalian dengue.

"Pencegahan dengue akan efektif jika setiap rumah ikut berperan aktif dan rutin melaksanakan PSN 3 Plus minimal sekali seminggu," kata Yudhi.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan, Ina Agustina Isturini, menyampaikan bahwa kini interval antara lonjakan kasus DBD semakin pendek. Dulu kasus meningkat setiap 10 tahun, tetapi sekarang sudah terjadi setiap tiga tahun.

Baca juga: Jakarta Doodle Fest Vol.2 Hadirkan Moonboy & His Starguide The Musical, dari Ilustrasi Seniman ke Panggung Teater

Ina juga menyebutkan bahwa pengembangan nyamuk yang terinfeksi bakteri Wolbachia adalah salah satu strategi Kemenkes dalam mengatasi dengue.

"Penelitian menunjukkan bahwa teknologi Wolbachia dapat menurunkan insiden infeksi dengue hingga 77,1 persen dan angka rawat inap sebesar 82,6 persen. WHO Vector Control Advisory Group juga merekomendasikan teknologi ini untuk pengendalian dengue," tambahnya.

Vaksin juga disebut sebagai salah satu solusi dalam menangani dengue. Meskipun belum menjadi program nasional karena masih perlu kajian dari Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Ina menginformasikan bahwa vaksin seperti Dengvaxia sudah dapat diakses di sejumlah fasilitas kesehatan.

"Beberapa vaksin dengue lainnya juga sedang dikembangkan dan diuji, baik di dalam negeri maupun di luar negeri," tutup Ina.

Baca juga: Mensesneg Katakan Presiden Akan Tindak Tegas Bandar Judi Online

x|close