Ntvnews.id, Jakarta - Kasus pembunuhan Vina Cirebon belakangan ini tengah menjadi sorotan publik di media sosial imas tayang film Vina: Sebelum 7 Hari. Salah satu tersangka yang sudah bebas, Saka Tatal, mengaku bahwa dirinya adalah korban salah tangkap dalam kasus ini.
Kabid Humas Polda Jawa Barat (Jabar), Kombes Jules Abraham Abast akhirnya buka suara soal pengakuan tersebut. Ia meminta kepada semua masyarakat agar menunggu proses penyelidikan yang saat ini sedang dijalankan oleh penyidik Polda Jabar.
"Kalau terkait informasi opini yang saat ini dibangun dari pihak manapun tentu kami minta seluruh warga masyarakat menahan diri. Kami akan bekerja sebaik mungkin, kami akan bekerja transparan. Nanti ada waktunya kami akan menyampaikan," kata Jules kepada awak media.
Saka Tata (Instagram @txt.viral)
Sebelum itu, Saka mengatakan bahwa dirinya diamankan pada 31 Agustus 2016 ketika masih berusia 15 tahun. Pada hari penangkapan itu,, ia mengaku dimintai tolong untuk mengisi bensin sepeda motor sang paman bernama Eka Sandi.
“Jadi sebelum penangkapan saya diminta tolong paman saya buat isi bensin motor. Udah selesai isi bensin, saya kembalikan motor ke paman saya yang lagi nongkrong di SMPN 11 Kota Cirebon,” ujarnya melalui Facebook Kabar Warga Cirebon baru-baru ini.
Setelah membeli bensin dan mengembalikan motor milik sang paman, Saka langsung terkejut karena Eka Sandi dan beberapa orang lainnya sedang diamankan pihak kepolisian. Namun, ia juga malah terseret dalam kasus tersebut padahal tidak mengetahui apa-apa.
Vina Cirebon. (Instagram)
“Motor saja belum saya kasih ke paman saya, tahu-tahu saya ditangkap. Terus saya dibawa ke Polres Cirebon Kota,” kata dia.
Setelah tiba di kantor polisi, ia mengaku di bawa ke sebuah ruangan dan mendapatkan penganiayaan dari polisi. Dia juga dipaksa untuk mengaku sebagai pelaku pembunuh Vina dan Eki. Padahal, Saka sama sekali tidak mengenai kedua korban tersebut. Namun, karena merasa tidak kuat, Saka akhirnya mengaku sebagai pembunuh.
"Sama korban juga saya enggak kenal, saya bingung dan takut saat itu. Karena saya dipaksa sampai dipukul, ditendang, disetrum disuruh ngaku,” imbuhnya.