Ntvnews.id, Taheran - Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi, membantah laporan tentang dugaan pertemuan antara duta besar Iran untuk PBB dengan miliarder teknologi asal Amerika Serikat, Elon Musk. Araqchi menegaskan bahwa kabar tersebut hanyalah cerita rekayasa media.
"Laporan pertemuan ini adalah cerita yang dibuat-buat oleh media Amerika, dan motif di balik ini juga dapat dispekulasikan," ujar Araqchi, dikutip dari Reuters, Senin, 18 November 2024.
Araqchi juga menyatakan bahwa Iran siap menghadapi konfrontasi atau bekerja sama dalam sengketanya dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) serta negara-negara Barat terkait program nuklir Iran.
Baca Juga: Donald Trump Tunjuk Elon Musk Masuk Kabinetnya, Pimpin Departemen Efisiensi AS
Sebelumnya, media AS The New York Times bahwa Elon Musk, yang juga merupakan penasihat Presiden terpilih AS Donald Trump, dikabarkan bertemu dengan duta besar Iran untuk PBB, Amir Saeid Iravani.
Namun, Araqchi menilai laporan tersebut hanyalah bentuk uji coba dari media AS untuk melihat respons publik.
"Menurut pendapat saya, rekayasa media Amerika tentang pertemuan antara Elon Musk dan perwakilan Iran adalah bentuk uji coba untuk melihat apakah ada dasar untuk langkah tersebut," kata Araqchi.
Dia juga menyebutkan bahwa Iran sedang menunggu kejelasan kebijakan dari pemerintahan baru AS sebelum menentukan langkahnya.
Araqchi memastikan bahwa pertemuan seperti itu tidak mendapat izin dari pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. "Tidak ada izin dari pimpinan untuk pertemuan semacam itu," tegasnya.
Baca Juga: Elon Musk Gelontorkan Rp1,16 Triliun Buat Kampanye Trump
Sementara itu, hubungan antara Iran dan IAEA tengah memburuk akibat berbagai perselisihan, termasuk larangan bagi ahli pengayaan uranium IAEA untuk masuk ke Iran serta belum adanya penjelasan terkait temuan jejak uranium di lokasi yang tidak terdaftar.
Araqchi menyoroti sensitivitas program nuklir Iran ke depan. "Jalur nuklir kami di tahun mendatang akan sensitif dan kompleks, dan kami siap untuk konfrontasi atau kerja sama," ungkapnya.
Dia juga menyatakan bahwa kesepakatan nuklir 2015 yang ditinggalkan oleh Trump pada 2018 kini sudah tidak lagi memiliki nilai signifikan bagi Iran.
"Jika negosiasi dimulai, pakta nuklir dapat menjadi acuan, tetapi tidak lagi memiliki arti penting sebelumnya. Kita harus mencapai kesepakatan yang layak," tambahnya.
Isu Pertemuan Elon Musk dengan Utusan Iran
Sebelumnya diberitakan bahwa Elon Musk, seorang pengusaha terkemuka sekaligus penasihat Donald Trump, dilaporkan bertemu dengan Amir Saeid Iravani di lokasi rahasia di New York.
Menurut laporan The New York Times, pertemuan yang berlangsung selama lebih dari satu jam pada Kamis, 14 November 2024 itu digambarkan oleh sumber anonim dari Iran sebagai "positif".