Cara Dharma Pongrekun Atasi Banjir di Jakarta: Bangun Kolam Pipi Monyet

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 18 Nov 2024, 10:41
Dedi
Penulis
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Dharma-Kun dalam debat ketiga Pilkada Jakarta 2024. Dharma-Kun dalam debat ketiga Pilkada Jakarta 2024.

Ntvnews.id, Jakarta - Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta nomor urut 2, Dharma Pongrekun-Kun Wardana, menilai bahwa banjir di Jakarta bukanlah sebuah bencana, melainkan sebuah anugerah dari Tuhan.

Menurut mereka, banjir merupakan karunia yang seharusnya dikelola dengan bijaksana. Hal ini diungkapkan Dharma Pongrekun dalam debat ketiga Pilgub Jakarta yang digelar pada Minggu, 17 November 2024 kemarin.

"Sebenarnya kalau kita menyikapi, kalau banjir ini adalah hadiah, dari Tuhan, maka kita me-manage dan kelola dengan arif bijaksana. Karena ini hadiah dari alam," ucap Dharma ketika menjawab pertanyaan dari Cagub nomor urut 3, Rano Karno.

Pasangan Dharma-Kun usai debat terakhir Pilkada Jakarta 2024. Pasangan Dharma-Kun usai debat terakhir Pilkada Jakarta 2024.

Dharma kemudian menjelaskan lebih lanjut mengenai program unggulannya yang disebut 'Pipi Monyet', yaitu sebuah sistem penampungan air hujan. Program ini dirancang untuk mampu menampung hingga 30 juta kubik air berlebih.

Air yang terkumpul dalam penampungan tersebut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berbagai kebutuhan.

"Seperti monyet, ketika terima hadiah, dia tidak habis makanannya, dia simpan di pipinya. Untuk apa? Dimanfaatkan untuk dibutuhkan, dan untuk jadi air bersih, kita tidak bicara kuantitas tapi kualitas, karena apa? Karena rakyat butuh kemandirian air, baik air bersih maupun air minum," jelas Dharma.

Rano Karno yang merupakan calon wakil gubernur yang mendampingi Pramono Anung mengatakan bahwa dirinya masih merasa belum puas dengan jawaban dari Dharma Pongrekun dan kembali mengulang pertanyaannya.

Dharma-Kun dalam debat ketiga Pilkada Jakarta 2024. Dharma-Kun dalam debat ketiga Pilkada Jakarta 2024.

"Yang saya tanyakan, karena kiriman hujan dari Bogor, itu kenapa dataran tinggi tidak dapat menampung air?, apa karena ekosistem Jawa Barat rusak?," tanya Rano.

Dharma memberikan tanggapan tegas. Ia menegaskan bahwa dirinya belum pernah memiliki kewenangan atas wilayah Jawa Barat, termasuk dalam pengelolaan waduk yang dirancang untuk mengendalikan aliran air menuju Jakarta. Secara berurutan, Dharma menjelaskan poin-poin penting.

"Memang tadi saya sampaikan mulai dari hulu ke hilir, kalau tidak terpadu, hasil tidak optimal. Waduk baru Sukamahi dan Ciawi, sudah ada. Tapi tidak dimanfaatkan jadi kolam pipi monyet," katanya.

"Kalau ditanya miss-management di Jawa Barat, jangan tanya kami. Karena kami belum pernah jadi gubernur di Jawa Barat," tutup Dharma.

x|close