Ntvnews.id, Beijing - Penggalangan donasi sering dianggap sebagai solusi untuk membantu meringankan beban kemanusiaan. Dengan berkembangnya berbagai platform, penggalangan dana kini semakin mudah dan kerap menjadi viral dalam waktu singkat. Namun, kasus penyalahgunaan donasi tetap terjadi, seperti yang baru-baru ini melibatkan seorang pria pengidap kanker di China.
Dilansir SCMP, Selasa, 19 November 2024, seorang pria bermarga Lan asal Yichang, Hubei, memicu kontroversi setelah didapati menggunakan uang hasil donasi untuk membeli rumah.
Kampanye donasi daring yang ia mulai pada 14 Oktober bertujuan mengumpulkan dana untuk pengobatan kanker langka yang dideritanya. Dalam waktu singkat, Lan berhasil mengumpulkan lebih dari 700.000 yuan sebelum tindakan tak wajar tersebut terungkap.
Baca Juga: Di Depan Pengusaha AS, Prabowo Sebut Korupsi Seperti Kanker
Kecurigaan mulai muncul pada 6 November, ketika Lan membagikan foto flat baru yang ia beli dengan harga 738.000 yuan. Banyak donatur menganggap tindakannya tidak sesuai dengan tujuan awal penggalangan dana. Akibatnya, platform crowdfunding yang digunakan menutup saluran donasi tersebut sehari setelah foto itu menjadi viral.
Lan, pria berusia 29 tahun, meluncurkan kampanye donasi pada 14 Oktober melalui platform crowdfunding populer di China. Ia mengaku membutuhkan 900.000 yuan atau sekitar Rp 1,9 miliar) untuk pengobatan limfoma Hodgkin, sebuah kanker langka yang ia derita. Kampanye ini menarik simpati masyarakat dan berhasil mengumpulkan lebih dari 700.000 yuan (sekitar Rp 1,5 miliar) hanya dalam beberapa hari.
Lan memperoleh dukungan luas setelah mengungkap latar belakangnya sebagai lulusan Universitas Nanjing. Ia juga mengklaim bahwa keluarganya mengalami kesulitan keuangan akibat biaya pengobatan ayahnya. Untuk meyakinkan donatur, Lan membagikan dokumen medis resmi dan video dokumentasi pribadi.
Menurut salah seorang teman, "Kampanye Lan tersebar luas di grup alumni dan media sosial. Orang-orang percaya ini adalah kebutuhan mendesak." Namun, kepercayaan tersebut mulai memudar setelah tindakan mencurigakan Lan terungkap.
Baca Juga: Sempat Didiagnosis Kanker Ginjal, Kondisi Kesehatan Vidi Aldiano Mendadak Drop
Tindakan Lan mulai dipertanyakan setelah ia membagikan foto flat baru seharga 738.000 yuan (sekitar Rp 1,6 miliar) di grup percakapan pada 6 November. Banyak donatur yang sebelumnya bersimpati mulai meragukan transparansi penggunaan dana yang terkumpul.
Informasi tambahan mengungkap bahwa keluarga Lan sebenarnya memiliki aset properti senilai jutaan yuan, yang bertolak belakang dengan klaim bahwa mereka mengalami kesulitan finansial. Seorang donatur menyatakan, "Ini membuat kami merasa dibohongi. Orang seperti ini merusak kepercayaan publik pada penggalangan dana."
Sebagai langkah tegas, platform crowdfunding menutup saluran donasi Lan sehari setelah foto flat tersebut viral. Seluruh dana yang terkumpul kemudian dikembalikan kepada para donatur untuk menghindari kerugian lebih lanjut.
Kasus ini memicu diskusi tentang pentingnya transparansi dalam penggalangan dana daring. Dalam pernyataan resminya, platform crowdfunding menyebut bahwa dana sebesar Rp 611 juta telah sepenuhnya dikembalikan kepada donatur, dan Lan dilarang menggunakan layanan mereka secara permanen.
Juru bicara platform menegaskan, "Kami memiliki aturan ketat untuk memastikan bahwa setiap kampanye bersifat transparan. Penyalahgunaan seperti ini sangat merugikan mereka yang benar-benar membutuhkan." Langkah tegas ini diambil untuk menjaga kepercayaan publik terhadap sistem donasi daring.
Insiden ini menjadi pengingat bagi masyarakat untuk lebih berhati-hati sebelum berdonasi. Seorang netizen berkomentar, "Ini alasan saya berhenti berdonasi di platform. Kita tidak pernah tahu apakah penerima benar-benar butuh atau hanya memanfaatkan belas kasihan orang."