Ntvnews.id, Jakarta - Kejadian Singapore Airlines SQ321 yang mengalami turbulensi berat ternyata disebabkan oleh gumpalan awan badai yang merupakan awan CM.
Ketua Pusat Studio Air Power Indonesia Chappy Hakim, beberkan bahwa turbelensoi parah yang menimpa Singapore Airline SQ321 bukan merupakan cleari air turbulence.
“SQ321 yang masuk ke turbelensi yang berat, sehingga satu orang meninggal dan luka-luka. Orang kemudian menterjemahkan bahwa itu mengalami air turbulence, ada 4 bukti dari beberapa dari banyak tulisan-tulisan artikel dan ulasan-ulasan yang menjelaskan bahwa itu bukan clear air tubelence.” ujar Chappy yang juga eks Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU).
Pesawat Singapore Airlines. (Pexels)
Kemudian, Ia menekankan sekali lagi bahwa itu bukan clear turbulence, tapi pesawat memang berada di kondisi heavy turbulence atau cuaca yang sangat buruk.
“Sama sekali bukan clear air turbulence, bahwa weather report ada laporan cuaca pada Ketika kejadian itu terjadi, pesawat ternyata berada di lokasi yang heavy turbulence, heavy thunderstorm. ya di turbulensi yang begitu dahsyat.” Sambungnya.
View this post on Instagram
Tidak lupa, Chappy Hakim juga beberkan tips dasar bagi para penumpang pesawat Ketika menghadapi atau memepersiapkan dirinya saat naik pesawat mencegah hal yang serupa.
“Bagi para pengguna transportasi udara yang menggunakan pesawat terbang sederhana sekali ya,. Tips yang pertama dalah ikuti darti kabin kru atau cokpit crew. Yang kedua, begitu duduk di pesawat usahakan selalu menggunakan safety belt, kalua engga betah safety belt yang keras, dilonggarin boleh tapi jangan dilepas, pelajaran dari SQ321 itu memberikan bukti bahawa kita apabila tidak fasteb safety belt. Celaka!” pungkasanya.