Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop) Budi Arie Setiadi menegaskan komitmennya untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam berkoperasi dan memastikan koperasi dikelola dengan lebih profesional.
Dalam upaya tersebut, ia menyebutkan bahwa ada tiga langkah utama yang akan dilaksanakan untuk merevitalisasi koperasi di Indonesia. Langkah-langkah tersebut meliputi digitalisasi koperasi, rebranding, serta peningkatan tata kelola dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) koperasi.
Menanggapi pemisahan antara Kementerian Koperasi dan Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Menkop Budi Arie menjelaskan bahwa tujuan dari pemisahan ini adalah agar Kementerian Koperasi bisa lebih fokus untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam koperasi serta memperbaiki pengelolaan koperasi agar lebih baik dan profesional.
"Dengan pemisahan ini, kami bisa lebih fokus pada pengembangan koperasi, agar koperasi bisa dikelola dengan lebih efisien dan lebih profesional," ujar Budi Arie dalam keterangan yang diterima ntvnews pada Selasa, 19 November 2024.
Mengenai langkah-langkah yang akan diambil untuk revitalisasi koperasi, Menkop Budi Arie mengungkapkan tiga hal utama yang menjadi fokus: pertama, digitalisasi koperasi, yang dianggap sebagai langkah penting untuk membawa koperasi ke dalam era modern dan meningkatkan efisiensi operasional.
"Digitalisasi koperasi menjadi penting untuk membawa koperasi ke era modern dan meningkatkan efisiensi operasional," kata Menkop Budi Arie.
Langkah kedua adalah rebranding koperasi, yang dilakukan untuk mengubah pandangan negatif masyarakat yang selama ini menganggap koperasi hanya cocok untuk usaha kecil. Padahal, koperasi seharusnya bisa berkembang menjadi wadah usaha yang lebih besar dan lebih profesional.
Menkop Budi Arie juga mencontohkan perkembangan koperasi di luar negeri, seperti di Amerika Serikat, yang meskipun merupakan negara dengan sistem ekonomi kapitalis, koperasinya bisa berkembang pesat. Di Amerika, ada sekitar 150 juta anggota koperasi.
"Kita berharap di Indonesia, jumlah koperasi yang ada bisa lebih banyak lagi, dan tentunya lebih besar," ujar Budi Arie.
Selain itu, Menkop Budi Arie mengungkapkan bahwa salah satu tantangan besar yang dihadapi koperasi di Indonesia adalah rendahnya partisipasi anggota. Meski di Indonesia terdapat sekitar 131.000 koperasi, hanya sekitar 47.000 koperasi yang secara rutin menyelenggarakan rapat anggota tahunan (RAT).
Hal ini menunjukkan perlunya revitalisasi koperasi dan peningkatan kapasitas SDM pengelola koperasi.
"Penting bagi kita untuk mendorong revitalisasi koperasi dan memperbaiki kualitas SDM pengelolanya," tambah Menkop.
Menurut Menkop Budi Arie, untuk mencapai tujuan besar ini, koperasi perlu mengubah mindset dan memperbesar skalanya. Koperasi harus berpikir bahwa mereka adalah usaha bersama yang memiliki potensi untuk mengusahakan jutaan orang. "Yang terpenting bukan hanya jumlah koperasi, tapi jumlah masyarakat yang aktif berkoperasi. Saat ini ada sekitar 29 juta anggota koperasi, dan kita targetkan dalam waktu dekat bisa meningkat menjadi 60 juta anggota," ujar Budi Arie.
Menkop Budi Arie juga menyoroti pentingnya pendidikan koperasi, terutama untuk generasi muda. Ia berharap koperasi bisa kembali menjadi bagian dari budaya ekonomi Indonesia yang mengedepankan prinsip gotong royong, kesetiakawanan, dan kejujuran. "Pendidikan koperasi harus dimasukkan ke dalam kurikulum. Koperasi adalah ekonomi konstitusi yang diatur oleh Undang-Undang Dasar 1945. Kami ingin mengembalikan koperasi sebagai jati diri bangsa Indonesia," jelasnya.
Dengan berbagai langkah strategis tersebut, Kemenkop berharap bisa membangun koperasi yang lebih inklusif, modern, dan mampu memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat Indonesia. Kemenkop juga berkomitmen untuk mengembalikan koperasi sebagai salah satu pilar penting dalam perekonomian nasional.