Ntvnews.id, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengumumkan bahwa program skrining kesehatan gratis yang diluncurkan pada 2025 akan berjalan beriringan dengan skrining kesehatan BPJS Kesehatan, yang meliputi deteksi 14 jenis penyakit.
Program ini memungkinkan masyarakat untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan gratis pada hari ulang tahun mereka.
"Jadi (skrining kesehatan) yang BPJS Kesehatan tetap, yang skrining ulang tahun juga tetap kita jalankan, karena skrining ulang tahun itu kan hanya satu kali setiap individu ulang tahun," ujar Siti Nadia Tarmizi dilansir Antara.
Baca Juga: Antisipasi Judi Online, Cak Imin Minta Kemensos Buka Posko Pengaduan
Nadia menjelaskan bahwa dengan berjalannya kedua program secara bersamaan, peserta BPJS Kesehatan, baik yang menerima bantuan iuran (PBI) maupun yang bukan, akan memiliki kesempatan tambahan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan pada hari ulang tahun mereka.
Program ini dibiayai oleh pemerintah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), sehingga tidak termasuk dalam skema BPJS Kesehatan.
Ilustrasi hidup sehat (Freepik/ jcomp)
Tujuannya adalah meningkatkan kesadaran masyarakat untuk rutin memeriksa kondisi kesehatan setiap tahun pada hari ulang tahun mereka.
Pengguna akan menerima notifikasi untuk skrining ulang tahun melalui aplikasi Satu Sehat, di mana hasil laboratorium juga dapat diakses untuk mempermudah tindak lanjut ke rumah sakit jika diperlukan.
Baca Juga: Prabowo Bertemu PM India, Ajak Kirim Ahli untuk Mengajar Pendidikan Kesehatan di Indonesia
"Ada sekitar 86 juta orang yang menggunakan aplikasi itu. Tetapi sejak COVID-19 berakhir, sudah banyak yang tidak meng-install itu lagi. Kita sekarang mengimbau untuk meng-install aplikasi itu, nanti reminder-nya di situ lewat aplikasi," kata Nadia.
Untuk memastikan kesiapan puskesmas dalam pelaksanaan skrining ulang tahun, Kemenkes terus memperkuat fasilitas medis dan kapasitas dokter umum.
Nadia menambahkan bahwa dokter umum sudah berpengalaman dalam melakukan skrining melalui program BPJS Kesehatan.
Kemenkes juga sedang memperluas kerja sama dengan dokter spesialis untuk melatih tenaga kesehatan di puskesmas agar mampu melakukan skrining kanker.
Saat ini, metode pemeriksaan fisik (Sadanis) sudah berjalan, namun Kemenkes tengah mengupayakan pelatihan penggunaan USG untuk deteksi kanker payudara.
Sementara itu, proses pelatihan untuk skrining HPV DNA guna mendeteksi kanker serviks masih berlangsung, dengan pengambilan sampel yang dikirim ke laboratorium daerah untuk pemeriksaan lebih lanjut.